Edisi Marapi, Gunung Bukan Tempat Sampah

Mengapa banyak gunung yang berada di Indonesia selalu penuh dengan sampah? Bahkan menjadikan tak nyaman untuk kembali di daki. Sampah merajalela disepanjang jalur pendakian hingga puncak gunung. Apa salah alam yang telah memberi kita kesempatan menikmati indahnya ciptaan Tuhan? Ini semua pastilah ulah para pendaki yang "buta" dan tak peduli konservasi!.

Kepada Pak Polisi 'Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Masyarakat butuh keadilan dari keterpihakan oknum polisi kepada perusahaan.

TRip Akhir Tahun Ke Titik KM 0 Indonesia, Sabang, Indonesia

Liburan akhir tahun serta liburan semester akhirnya diputuskan mencari tujuan trip ke Pulau Sabang, Banda Aceh, Indonesia.

Bagi Yang Mau Ke Air Terjun Cerocok, Rohul Bisa Di Baca, Semoga Sedikit Membantu

Trip liburan kali ini, penulis beserta kawan – kawan yang tergabung dari MTMA Rohul, sahabat – sahabat dari Pekanbaru 9 orang, dari Ujung Batu 4 Orang serta dari Boter sekitar 4 orang juga. Semuanya bergabung dan berkumpul di titik yang telah di tentukan sebelumnya

Pendidikan Pedalaman Tak Seindah Alamanya

Perjalanan menyelusuri suku - suku pedalaman Talang mamak dan melayu tua di kawasan taman nasional bukit tiga puluh

Wednesday 8 July 2020

Penyelenggara Pilbup Rohul 2020 Dari Kecamatan Kepenuhan Laksanakan Rapid Test

Sebanyak 121 orang penyelenggara pemilihan bupati dan wakil bupati Rokan Hulu (Rohul) tahun 2020 dari kecamatan Kepenuhan sukses melaksanakan rapid test. Rabu, (08/07/2020) di Gedung Pertemuan Kelurahan Tengah

Rapid Test dilakukan langsung oleh RSUD Kabupaten Rokan Hulu yang di wakili 4 tim medis.

Komisioner KPU Kabupaten Rokan Hulu Divisi SDM dan Sosdiklih Parmas, Cepi Abdul Husen,S.Pd.MM mengatakan Rapid test menjadi syarat mutlak bagi penyelenggara pemilihan bupati dan wakil bupati Rokan Hulu tahun 2020.

“Sesuai dengan penegasan dari KPU RI tanggal 06 Juli 2020 dengan nomor: 540/PP.04.2-SD/01/KPU/VII/2020 Tentang Penegasan Surat Dinas KPU Nomor : 487/PP.04-2-SD/01/KPU/VI/2020, perihal pencabutan Surat KPU Nomor:485/PP.04.02-SD/01/KPU/VI/2020 dan Arahan Pembentukan Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) dalam pemilihan serentak tahun 2020, jika ada penyelenggara tidak mau mengikuti rapid test ini maka silahkan buat surat pernyataan mengundurkan diri dengan tanda tangan bermaterai 6000”. Ucap nya.

photo bersama tim RSUD Rohul dan Panwascam


Sementara itu PPK Kepenuhan Divisi SDM dan Parmas, Safrizal Hasbi,ST, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi baik sekretariat PPK, PPS, dan PPDP yang hadir.

Ketua PPK Kepenuhan, Aprali Sudarman,S.IP. Berharap semoga hasil rapid test penyelenggara pemilihan Bupati-Wakil Bupati Rohul untuk kecamatan kepenuhan dan kecamatan lainnya NEGATIF sehingga tidak ada penyelenggara yang masuk dalam kategori ODP/PDP.

“Untuk hasil kita masih menunggu dari Pihak RSUD Rokan Hulu, waktu dikonfirmasi dengan pihak RSUD Rohul mereka menyampaikan insyaallah 1-2 Hari ke depan, hasil nya segera di kirim ke KPU Kabupaten Rokan Hulu,” Tutup Aprali

dan kegiatan ini juga di muat di beberapa media online.

Pelaksanaan Rapid Test di Kecamatan Kepenuhan, sudah 6 media online masuk..

https://www.ranahriau.com/berita-13671-kecamatan-kepenuhan-laksanakan-rapid-test-sebanyak-121-orang-penyeleggara-pilbup.html

http://forletnews.com/berita/121-orang-penyeleggara-pilbup-dan-pilwabup-kecamatan-kepenuhan-sukses-laksanakan-rapid-test

121 Orang Penyelenggara Pilbup dan Pilwabup Kecamatan Kepenuhan Sukses Laksanakan Rapid Test

https://86news.co/2020/07/08/121-orang-penyelenggara-pilbup-dan-pilwabup-kecamatan-kepenuhan-sukses-laksanakan-rapid-test/

Pelaksanaan Rapid Test di Kecamatan Kepenuhan, sudah 3 media online masuk..

https://www.ranahriau.com/berita-13671-kecamatan-kepenuhan-laksanakan-rapid-test-sebanyak-121-orang-penyeleggara-pilbup.html

http://forletnews.com/berita/121-orang-penyeleggara-pilbup-dan-pilwabup-kecamatan-kepenuhan-sukses-laksanakan-rapid-test

121 Orang Penyelenggara Pilbup dan Pilwabup Kecamatan Kepenuhan Sukses Laksanakan Rapid Test

https://86news.co/2020/07/08/121-orang-penyelenggara-pilbup-dan-pilwabup-kecamatan-kepenuhan-sukses-laksanakan-rapid-test/

http://riausmart.com/2020/07/08/penyelenggara-pilbup-rohul-2020-dari-kecamatan-kepenuhan-laksanakan-rapid-test/

http://www.redaksiriau.com/2020/07/sebanyak-121-orang-penyeleggara-pilbup.html?m=1

http://cakrariau.com/berita/121-orang-penyeleggara-pilkada-rohul-kecamatan-kepenuhan-sukses-laksanakan-rapid-test

 


Wednesday 2 January 2019

Camping Ceria di Puncak Anambawa, Desa Sialang Jaya, Rambah, Rokan Hulu


Negeri Seribu Suluk yang di kelilingi hamparan Bukit Barisan membuat banyak nya perbukitan yang dengan ketinggian rendah – sedang. Dan, dalam beberapa tahun terakhir telah banyak di buka sebagai destinasi wisata. Seperti Puncak Tungkuih Nasi dan Puncak Kabur di Rokan IV koto, Puncak Suligi via Aliantan dan Puncak Suligi Via Koto Ranah di Kecamatan Kabun, dan Puncak Sunsite di Kecamatan. Dan masih banyak destinasi baru yang ada di buka sekitaran Rokan Hulu Seperti Puncak Mengkudu di Rokan IV Koto, Puncak Baru di Kabun, Puncak Batu Ropik di Kecamatan Rambah dan trip kali ini ke Puncak Anambawa di Desa Sialang Jaya, Rambah, Rokan Hulu. Tidak hanya puncak anambawa tetapi ada Puncak Sunsite, Air Terjun Sungai Bungo dan Arung Jeram di sekitaran tersebut.


Untuk ketinggian di puncak anambawa berkisar 300-500 Mdpl dan jarak tempuh sedikit mudah karena hanya perlu waktu lebih kurang 15 Menit dari Kota Pasir Pengarayan. Dan akses langsung bisa menggunakan sepeda motor, untuk kendaraan roda empat tergantung cuaca karena kondisi jalan sedikit jalanan yang baru dibuka (eskapator). Dan untuk rutenya, jika para pembaca sampai di Taman Kota Pasir Pengarayan kemudian belok ke Arah wisata Danau Cipogas, untuk petunjuk arah sudah cukup banyak yang disediakan dari Dinas Perhubungan Rokan Hulu. Setelah Sampai di Danau Cipogas ada 2 jalur pertama masuk ke dalam wisata danau cipogas yang jalanan semen (beton) dan Belok kiri setelah sampai di lokasi Danau Cipogas, atau bisa bertanya sama warga ke arah Dusun Sungai Bungo.

Untuk Izin para pembaca bisa langsung dengan pemerintahan Desa atau pemuda penggiat wisata yang ada di Desa Sialang Jaya, melalui Penggiat Bujang Manjo Adventure. Untuk tariff tinggal nego dengan para penggiat tersebut. Untuk view Kota Pasir Pengarayan dan Islamic Center Rokan Hulu bisa para pembaca, dan setelah menikmati udara bebas pagi puncak anambawa bisa berselfi ria dan mandi di air terjun sungai bungo tersebut.

Yayat : 0812 6796 8136 

Monday 17 December 2018

Next Time, Pendakian Gunung Slamet 3.428 Mdpl Via Bambangan, Jawa Tengah

Pintu Rimba Pos Gunung Slamet
Puncak Bukan Tujuan Utama, kebersamaan dan kekompakan lah menjadi utama dalam sebuah utama, Kali ini, Perjalanan di Jawa Tengah. Setelah mengikuti acara wisuda Adik yang paling bungsu wisuda di kampus ISI Surakarta (Solo, Jawa Tengah). Di awal planing Pendakian pertama yaitu ke Gunung Sindoro Tapi, berhubung teman yang di Purwokerto beserta Rekan - rekannya dari surabayan dan Cibinong (Jakarta)  yang ingin mendaki ke Gunung Slamet. Akhirnya diputuskan untuk putar haluan ke Gunung Slamet, di tambah dengan rayuan sebagai atap jawa tengah.
Basecamp Gunung Slamet

Tim Gunung Slamet

Diawal tulisan puncak bukan tujuan utama, perjalanan kali ini kurang baik mengingat dari 4 orang (rombongan) ini 2 orang dari sahabat mengalami kondisi yang tidak memungkinkan, karena faktor perjalanan sehingga subuh menjelang summit ke puncak, jantung dari  mas arif dan mas sumarwan berdegup keras dan ulu hati terasa menusuk. sementara penulis dan mas ambon (keturunan maluku) masih sanggup untuik summits ke puncak tapi rasanya tidak ada kebersamaan. akhirnya di putuskan untuk kembali ke tenda dan next time bisa menggapai puncak gunung slamet, ntah sampai kapan.
memang belum sampai di cadas, posisi terakhir dan mendirikan tenda di pertemuan jalur via Baturaden dan Bambangan.
Pos 2 Gunung Slamet

Tetapi untuk pengetahuan sahabat - sahabat nantinya, bisa membaca referensi link yang menurut penulis lengkap untuk di rekomendasi bagi yang ini ke Gunung Slamet, 3428 Mdpl.
link sumber : https://www.ardiyanta.com/2017/03/pendakian-gunung-slamet-via-bambangan.html

Di Persimpangan 2 Jalur Via Bambangan dan Purbalingga sekalian ngecamp

Gunung Slamet
Kenalan dulu yuk dengan gunung yang punya ketinggian maksimal 3.428 mdpl ini. Tinggi banget yak, gak heran sih gunung ini jadi atap tertingginya Provinsi Jawa Tengah. Gunung ini masuk wilayah administrasi beberapa kabupaten diantaranya adalah Purbalingga, Purwokerto, Brebes, dan Tegal yang familiar kita kenal dengan wilayah Jawa Ngapak. Puncaknya bernama Puncak Surono yang konon bermula dari seorang pendaki di jaman dahulu bernama Surono yang terpeleset di puncak dan akhirnya meninggal. Entah kenapa alasannya, nama Surono diabadikan sebagai nama puncak Gunung Slamet. Selain itu untuk mengenang almarhum juga dibangun sebuah tugu di puncak. Di dekat puncak terdapat kawah menganga bernama Segoro Wedhi (Lautan Pasir) yang masih aktif mengeluarkan asap belerang yang baunya sangat pekat menusuk hidung terutama kalau kita lagi di puncaknya.

JALUR PENDAKIAN 
Ada beberapa jalur pendakian resmi Gunung Slamet yang bisa kita pilih untuk menuju ke puncaknya. Ada jalur Bambangan di Purbalingga, jalur Baturaden di Purwokerto, ada jalur Guci yang ada di Tegal, jalur Kaliwadas di Brebes, dan juga jalur Dipajaya yang masuk Kabupaten Pemalang. Setiap jalur punya karakteristiknya masing-masing. FYI aja nih, kalau ada beberapa spot di jalur pendakian Slamet yang konon katanya angker dan udah jadi rahasia umum sih. Ada air terjun Guci yang konon katanya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, ada mitos manusia kerdil yang dulunya adalah pendaki yang tersesat yang lama-kelamaan memakan tanaman untuk bertahan hidup sampai-sampai kehilangan jati dirinya sebagai manusia, dan yang paling menyeramkan adalah dua pohon besar di jalur pendakian Bambangan yang konon merupakan pintu gerbang menuju alam gaib serta terdapat pos yang bernama Samarantu yang katanya bermakna samar-samar ada hantu. Hmmm, mayan bikin bulu kuduk merinding sih. Tapi bisa dijadikan referensi aja siapa tahu emang ntar ketemu. Eh, bercanda… Jadikan semua itu kearifan lokal yang patut dihormati dan yang penting jaga sopan santun saat mendaki.
Kala itu kami menuju puncak Gunung Slamet lewat jalur paling mainstream namun menjadi yang difavoritkan pendaki kalau mendakinya yaitu jalur Bambangan yang ada di Kabupaten Purbalingga.

Pendakian Gunung Slamet Jalur Bambangan

Kalau ditanya kenapa pilih jalur Bambangan sebagai awal pendakian menuju puncak Gunung Slamet tak lain karena memang jalur tersebut yang paling populer di kalangan pendaki. Untuk yang pertama kali emang enaknya kalau pakai jalur yang paling rame dulu gapapa lah, baru yang selanjutnya bisa mencoba jalur lain yang lebih menantang. 
Menuju basecamp Bambangan makin kesini makin gampang aja. Di Stasiun Purwokerto sudah ada angkutan yang khusus untuk pendaki yang ingin menuju basecamp. Saran saya sih mending kalau yang dari luar kota dan ada jalur kereta ke Purwokerto lebih enak kalau pakai kereta dan dilanjut dengan angkutan umum yang khusus untuk pendaki tersebut. Bahkan sampai ada paguyuban dan tanda pengenalnya juga lho. Mereka akan mengantar ke basecamp sekaligus menjemput untuk diantarkan lagi ke stasiun atau terminal.Waktu tempuh antara Stasiun Purwokerto dan Basecamp Bambangan hanya satu jam perjalanan saja. Sembari menuju basecamp juga bisa sekalian membeli logistik yang belum lengkap. Banyak warung-warung kok sepanjang jalan menuju Bambangan.


Sampai di basecamp kita wajib melakukan registrasi dan mengurus administrasi. Kalau datang secara rombongan kita harus menulis nama seluruh anggota rombongan dan meninggalkan KTP salah satu wakilnya. Buku tamu dipisahkan perwilayah antara Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, serta Jawa Timur & Luar Jawa. Jadi buku tamu untuk pendaki dari Jawa Timur dan Luar Jawa dijadikan satu, mungkin karenamasih belum terlalu banyak pendaki yang naik Slamet yang berdomisili dari daerah tersebut. 
Tak lupa membayar karcis masuk yang masih lumayan terjangkau lah untuk kalangan mahasiswa. Saat akan mendaki kita juga bakal dibekali dengan peta jalur pendakian yang terdapat pula estimasi waktu dan jarak tempuh antar pos. Selain itu juga bakal diminta membawa dua bibit pohon yang harus dibawa naik dan ditanam di gunung.


Basecamp – Pos 1 (2,5 jam)
Pendakian dimulai dengan melewati gerbang hits di dekat basecamp. Belum terlalu menanjak karena masih melewati area perkebunan warga, namun susahnya banyak cabang jalan yang ada di kebun-kebun itu yang sedikit membingungkan. Belum apa-apa kami sudah bertanya sama warga dimana jalur pendakian yang benar. 
Saat di ladang yang banyak cabangnya, ikuti jalur pendakian yang ke arah kiri. Setelah beberapa tanjakan terlewati kita bakal menemukan deretan warung sederhana berjajar dengan senyum ramah ibu-ibu menawarkan dagangannya. Awal sampai disitu pasti mengira kalau sudah sampai di Pos 1, ternyata itu hanya pos bayangan saja. Pos 1 masih jauh banget coy. Tapi segarnya semangka yang menggoda apalagi pendakian di siang bolong yang terik, sepertinya tak ada salahnya untuk mampir sejenak sekalian mencicipi tempe kemul yang hangat untuk menambah tenaga.
Tak berapa lama bakal dijumpai trek Slamet yang sebenarnya dengan tanjakan yang menghajar dengkul. Vegetasi juga mulai memasuki hutan pinus yang rimbun.

Sampai juga kami di Pos 1 yang bernama “Pondok Gembirung”. Terdapat beberapa warung di Pos 1 tersebut yang sebagian besa menjajakan makanan ringan, nasi, dan yang menjadi ciri khas adalah setiap warung pasti ada yaitu semangka dan tempe mendoan. Waktu tempuh kami dari basecamp menuju Pos 1 memang agak molor yaitu 2,5 jam karena banyak penggoda iman yang memaksa kami untuk singgah agak lama untuk menikmati santapan khas Gunung Slamet.

Pos 1 – Pos 2 (±1 jam)
Menuju Pos 2 trek pendakian makin dipersulit dengan keadaaan semalam yang sepertinya turun hujan. Tanjakan yang sebetulnya mudah dilalui, tapi karena becek dan licin sehingga perlu tenaga ekstra untuk melewatinya. 
Hingga sampai di ujung suatu tanjakan terlihat beberapa warung dengan aroma tempe mendoan yang menyeruak. Itulah pos 2 yang bernama "Pondok Walang".

Pos 2 – Pos 3 (±1 jam)
Makin ke atas, hutan makin lebat dan akan banyak melewati jalur pendakian yang menyerupai cerukan sempit sebagai jalan air mengalir.
Kami sampai di Pos 3 menjelang magrib, karenanya kami singgah sejenak untuk menyeruput teh hangat yang tentunya kami nggak masak air sendiri tapi beli di warung yang ada di pos tersebut. Hingga Pos 3 kami masih bisa menjumpai warung. Enak juga ya, Gunung Slamet sekarang bisa bikin tas carrier jadi lebih enteng.

Pos 3 – Pos 4 (±1 jam 20 menit)
Karena kami mulai pendakian sekitar jam 1 siang, sehingga selepas Pos 3 pun hari sudah gelap. Kami keluarkan head lamp untuk menerangi jalan kami menuju Pos 4 yang bernama Samarantu. Yap, pos yang cukup tenar namanya karena cerita-cerita mistis yang beredar. Kami sih yakin saja karena kami mendaki dengan niat baik dan gak berulah macem-macem.




Pos 4 ternyata berbentuk tanah yang tidak begitu lapang dan banyak pohon besar yang sudah tumbang. Kami lihat saat itu ada dua tenda yang ngecamp disitu. Kami kira karena banyak cerita horror tentang Pos 4 sehingga bikin pendaki menghindari mendirikan tenda di Pos Samarantu, ternyata nggak semua berfikir kayak gitu juga kan. 
Kami pun beristirahat sejenak sembari melihat sekeliling yang keadaannya memang cukup mencekam. Tiba-tiba terdengar sayup-sayup suara wanita tertawa. Kami yang awalnya sedang mengobrol pun seketika terdiam. Setelah kami telusuri arah suara berasal dari tenda. Hmmm, berarti emang ada pendaki wanita disitu. Positive thingking saja lah.



Kami berencana ngecamp di Pos 5. Itu pun kami harap-harap cemas dapet lapak buat mendirikan tenda atau tidak.

Pos 4 – Pos 5 Camp (±30 menit)
Jarak antara Pos 4 ke Pos 5 memang tidak terlalu jauh, tapi rasanya jadi agak jauh. Mungkin karena badan sudah lelah mendaki dan ingin segera merebahkan diri di dalam tenda.
Sampailah kami di Pos 5 yang ternyata ramai banget dengan tenda yang sudah berdiri. Oh iya, masih ada warung juga di Pos 5 loh. Kami keliling di sekitaran pos tersebut untuk melihat apakah masih ada lokasi untuk kami mendirikan tenda. Lalu kami putuskan menaruh carrier terlebih dahulu dan sebagian anggota mencari lokasi agak ke atas.  Alhamdulillah masih ada satu lokasi untuk 2 tenda tersisa. Benar-benar tinggal itu saja yang tersisa. Entah kebetulan atau apa kami nggak tahu yang jelas kami sangat beruntung. Coba kalau tempat itu sudah ada yang menempati, artinya kami harus lanjut ke Pos 6 untuk dijadikan tempat bermalam kami.

Pos 5 – Pos 6 (±10 menit)
Malam saat itu kami lewati dengan begitu cepat. Rasanya baru saja merebahkan badan di dalam hangatnya sleeping bag tau-tau alarm berdering tanda kami harus bangun dan memulai summit attackdengan jarak yang masih lumayan jauh. Kami tak terlalu banyak berharap mendapat sunrise di puncak mengingat masih ada Pos 6 sampai Pos 9 yang harus kami lewati meski jarak antar posnya sudah gak begitu jauh seperti pos-pos sebelumnya. Kami memulai perjalanan meninggalkan Pos 6 sekitar pukul 04.30 WIB setelah sebelumnya mengisi perut dengan yang anget-anget dan sekalian sholat subuh.

Pos 6 – Pos 7 (±20 menit)
Seperti jarak Pos 5 menuju Pos 6 yang nggak terlalu jauh, begitu pula Pos 6 menuju Pos 7. Hingga kami mendapati pemandangan sunrise keren di Pos 7 itu. Kondisinya banyak pepohonan rimbun namun untungnya bagian yang menghadap timur lumayan terbuka sehingga pendaki yang kesiangan termasuk kami bisa menikmati hangatnya matahari terbit di Pos 7. Di pos ini juga ada warung loh. Inilah warung yang paling tinggi di jalur pendakian Slamet via Bambangan. Bisa lah kalau mau menyeruput kopi atau teh manis panas sambil menikmati munculnya mentari di ufuk timur.
Saat di ladang yang banyak cabangnya, ikuti jalur pendakian yang ke arah kiri. Setelah beberapa tanjakan terlewati kita bakal menemukan deretan warung sederhana berjajar dengan senyum ramah ibu-ibu menawarkan dagangannya. Awal sampai disitu pasti mengira kalau sudah sampai di Pos 1, ternyata itu hanya pos bayangan saja. Pos 1 masih jauh banget coy. Tapi segarnya semangka yang menggoda apalagi pendakian di siang bolong yang terik, sepertinya tak ada salahnya untuk mampir sejenak sekalian mencicipi tempe kemul yang hangat untuk menambah tenaga.
Tak berapa lama bakal dijumpai trek Slamet yang sebenarnya dengan tanjakan yang menghajar dengkul. Vegetasi juga mulai memasuki hutan pinus yang rimbun.

Sampai juga kami di Pos 1 yang bernama “Pondok Gembirung”. Terdapat beberapa warung di Pos 1 tersebut yang sebagian besa menjajakan makanan ringan, nasi, dan yang menjadi ciri khas adalah setiap warung pasti ada yaitu semangka dan tempe mendoan. Waktu tempuh kami dari basecamp menuju Pos 1 memang agak molor yaitu 2,5 jam karena banyak penggoda iman yang memaksa kami untuk singgah agak lama untuk menikmati santapan khas Gunung Slamet.


Friday 21 September 2018

Puncak Jomblo/Puncak Satu Pohon , Duduk Santai di Pos Pengamanan PT Edi Kunto Darusssalam

Puncak Jomblo/Puncak Satu Pohon


Kreatifitas bisa diciptakan tergantung kita bagaimana memanfaatkan suatu barang, tempat dan lainnya sehingga menjadi layak di gunakan, manfaat dan nikmati. Sama seperti yang di lakukan oleh pihak keamanan (Security) PT. Eka Dura Indonesia di Kec.Kunto Darussalam, di lokasi yang sebenarnya sebagai sebagai Pos (singgah) bagi Pengamanan di Areal Kebun, Lokasi Peremajaan Perkebunan Kelapa sawit tersebut di jadikan sebagai tempat wisata terkhusus anak – anak muda yang penikmat keindahan.
Susana di Pos

Terutama saya yang ikut ketularan, Padahal lokasi tersebut hamparan hijau perkebunan kelapa sawit yang baru di tanam (peremajaan) oleh Pihak Perusahaan, memang lokasinya sedikit perbukitan sehingga menjadikan lokasi ini menjadi objek wisata dadakan. Bisa, jadi hanya hitungan bulan lokasi akan seperti  semula sebagai tempat pos pengamanan, mengingat view (pemandangan) yang didapat sebelum pohon kelapa sawit tumbuh besar dan tinggi, di awal waktu bisa jadi mengingat tumbuhan (Pohon) masih kecil jadi view perbukitan bisa terlihat.  Mungkin ini alas an tersendiri penulis sendiri, untuk lebih jelasnya sahabat – sahabat bisa Tanya langsung dengan pihak perusahaan, waktu penulis ke sana tidak terlihat para pekerja yang bersantai di lokasi tersebut mengingat jam kerja.
Kawasan Industri



Diatas tadi sedikit latar menurut versi saya sendiri, berikut rute perjalanannya, ada 3 rute nantinya. Pertama dari Ujung Batu, sahabat – sahabat bisa melanjutkan perjalananan ke Kota Lama, setelah sampai di Jembatan (Sungai Rokan) atau ada melihat Kuburan yang berposisi di tengah jalan yang sudah dibelah, Lanjut di jalanan yang sedikit turun naik, sekitar 2 KM dari Kota Lama. Sahabat akan sampaikan dipersimpangan yang akan di beri Petunjuk ke PT. EDI (Eka Dura Indonesia) dan jika nasib kurang pas sahabat – sahabat bisa di stop oleh pihak pengamanan untuk ditanya keperluan apa dan membuka pintu kaca mobilnya, lurus dan melewati kawasan Pabrik/perumahan dari PT. Edi tersebut, tak jauh sahabat bisa berjumpa perempatan yang mengarah ke perbukitan (Lupa Apdeling Berapa), atau bisa bertanya dengan karyawan yang ada ke puncak jomblo/Puncak satu pohon yang belok ke kiri, jaraknya hanya beberapa ratus dari komplek tersebut, sahabat – sahabat bisa sampai ke lokasi tersebut. Sebenarnya ada beberapa puncak lagi, tapi berhubung petunjuk nya nggak jelas jadi penulis ragu untuk menikmati puncak tersebut.
Hamparan Hijau perkebunan Kelapa Sawit 

Rute ke Dua dari Kota Tengah (Kec.Kepenuhan) atau Desa Muara Dilam (Kec.Kunto Darussalam), jalan yang di tempuh dari Kota tengah hanya bisa menggunakan sepeda motor mengingat harus menyeberangi Sungai Rokan Kanan tepatnya di Desa Kepenuhan Barat Sei Rokan Jaya, (Kampung Panjang) dan sahabat harus merogeh kantong sekitar Rp.10.000-, penyeberangan untuk pulang pergi. Setelah sampai di desa Tersebut lurus dan mengikuti jalan besar menuju ke Desa SP 1, SP  (Muara Jaya) yang berbatasan dengan PT.Eka Dura Indonesia. Dari Gerbang Perbatasan hanya berkisar jarak 1 KM untuk sampai ke Puncak tersebut.
Jembatan Penyebarangan via Kota Tengah 

Dan rute ketiga dari Muara Dilam, langsung mengikuti jalan arah ke kota lama, mungkin bagi yang jalan tikus bisa melewati desa SP 1, SP 3 atau nanti di jalan lintas dan masuk ke kawasan PT. Eka Dura Indonesia.

Plang dari Manajemen PT. EDI 



dan, untuk ke sana di sarankan untuk pagi hari (sunrise) dan sore (Sunsite)

Monday 20 August 2018

Dinginmu Dikalahkan Dengan Pemandanganmu Dieng, Gunung Prau 2565 Mdpl


Puncak Gunung Prau

Sebuah Sajak Dari Lereng Prau
Dua Lima Sembilan Puluh
Kabut turun menyelimuti Prau dengan jajaran Candi Hindu
Embun di ujung daun menjadi butiran es dan perlahan mengeras
Angin berhembus, bertiup syahdu membawa rindu
Dedaunan cemara bergoyang, ranting lain meranggas sisa kena api panas
Lonte sore merekah, bunganya menengadah dan ramai menutup tanah
Menyaru dengan semak, Anaphalis maxima tegak dan menebar aroma lemon
Di rimbunan Cantigi, moncong Mydaus javanensis mengorek humus mencari mangsa
Tak mau kalah, Nepenthes gymnamphora menjebak serangga dengan kantong sebagai moncong
Terlindung kanopi hutan, dalam gelap, Panthera pardus melas siaga, siap menerkam mangsa
Di angkasa, Nisaetus bartelsi merajai langit, mengancam dengan cakar tajam dan paruh melengkung
Glichenia linearis menutup tebing dan sisa hutan lapang mencari cahaya dan menyambut Owa Jawa
Lebih rendah, tanah gundul meluas tergusur aroma Nicotin dan umbi Solanum tuberosum
Di atas dua lima sembilan puluh, tanah memadat porak poranda tanpa asa
Ribuan pasang kaki berbalut sepatu diam menunggu di dekat sebuah tugu
Ribuan pasang mata terbuka dengan mulut ternganga menanti sang surya
Mulut-mulut membisu terharu, ketika matahari terbangun oleh panggilan waktu

Aku membisu, dan terharu dengan gemuruh dada yang menderu
Ketika ribuan pasang sepatu itu berkemas buru-buru meninggalkan debu di puncak Prau
Ketika ribuan pasang sepatu itu tak mau tau dan berlalu meninggalkan sampah di puncak Prau
Ketika ribuan pasang sepatu itu akhirnya tetap akan rindu untuk selalu datang ke Prau
Aku tetap akan menunggu dalam deru dan haru
Dengan puncakku berselimut debu dan lindungan dewa-dewa Hindu
Aku tetap akan diam membisu, kokoh bagaikan sokoguru dan menunggumu
Sewaktu nanti aku tak lagi mampu untuk terus diam membisu, tanpa ragu aku akan menghukummu
Lereng Prau Yang Berdebu, 2015

Di Copy Tanggal 21-12-2018, di naik pada tanggal 22-08-2018.
https://www.facebook.com/492329954137595/posts/sebuah-sajak-dari-lereng-praudua-lima-sembilan-puluhkabut-turun-menyelimuti-prau/1040113376025914/



Gunung prau memiliki ketinggian 2.565 sekitar mdpl, termasukd alam gunung dengan ketinggian sedang, dibanding dengan beberapa gununng yaitu , Sindoro,Sumbing, Slamet dan  Unggaran. Tapi ada hal yang menarik di gunung prau yaitu fenomena sunset dan sunrise nya.

Lokasi Dan Rute Menuju Gunung Prau Dieng

Gunung prau sendiri berada di perbatasan tiga kabupaten yaitu, Kab. Banjarnegara, Kab. Wonosobo, Kab. Batang dan Kab. Kendal. Karena Bentuk gunung prau ini yang memanjang seperti perahu.
Pos Pendakian Gunung Prau Via Patak Banteng

Karena jalur pendakian yang paling terkenal dan singkat adalah dari arah wisata alam dieng, maka banyakpendaki yang menyebut gunung prau ini masuk dalam area wisata dieng.
Jalur ke puncak

Untuk mendaki gunung prau ada 2 jalur utama yang sudah sering di lewatioleh pendaki, Selain sudah tersedia pos-pos pemantau pendaki, jalur nya pun sudah banyak di kenal. Jalur pertema adalah melewati  Jalur utara.
Jalur utara pendakian bisa di mulai dari Kabupaten Kendal, Yaitu jalur pendakian Desa Kenjuran yang terletak di Kecamatan Sukoreja. Jalur pendakian dari jalur kenjuran sendiri memakanw aktu kurang lebih 6 jam perjalanan. Rute Yang dilewati sedikit agak terjal.
Jalur Ke Puncak

Jalur pendakian kedua dan yang paling ramai adalah Jalur selatan yaitud ari wisata alam dieng, Pendakian bisa di mulai dari Dieng atau Desa Patak Banteng, sebuah desa yang berada di sebelum pintu masuk dieng.Pendakian gunung prau melewati jalur dieng sedikit lebih ringan sekitar 3 jam pendakian.
Singgah di Pos 2 

Untuk jalur pendakian melewati desa patak banteng, terdapat 3 pos selama pendakian. Di pos-pos tersebut para pendaki bisa istirahat untuk mengumpukan tenaga dan mendirikan camp jika akan melanjutkan pendakian beberapa waktu. Biasa di setiap pos ad petugas yang berjaga dan siap memberikan pertolongan jika para pendaki mengalami kesulitan.
Pos III 

Sunrise Gunung Prau Dieng
Gunung prau dieng memang sering di anggpa sebelah mata bagi para pendaki profesional, mungkin karena jalur pendakian gunung prau yang terlalu mudah dan ketinggian nya yang masuk dalam kategori medium.
Sunsire Prau Pagi itu, tanggal 20-08-2018

Tetapi setiap pendakian yang dilihat bukan hanya tingkat kesulitan dari gunung yang di daki, dan  berapa ketinggian gunung itu. Hal yang paling penting adalah pengalaman dan tentunya fenomena alam yang indah yang akan kita dapat.
Suasana sekitar jam 10 pagi

Sunrise gunung prau, itulah yang banyak dicari  oleh para pendaki gunung prau. Siapa yang tidak mengenal keindahan sunrise gunung prau. Sunrise yang memiliki karakteristik kuning keemasan dengan semburat warna biru langit menjadikan sunrise gunung prau termasuk sunrise yang indah
Suasana sekitar pukul 09.00 pagi

Menurut informasi yang piknikasik dapat dari warga sekitar dieng. Sunrise terbaik gunung prau ini akan muncul ketika peralihan di bulan desember dan januari. Karakteristik sunrise di bulan itu adalah Matahari yang buat dengan garis tepi jelas, cahay merah kekuningan yang indah, berbaur dengan biru langit  dan cuaca langit yang benar-benar bersih dari awan ataupun mendung.
Moment hari jadi di tahun 2018

Selain keindahan sunrisenya, gunung rau juga terkenal dengan bukit teletubies nya, yaitu sebuah view sabana di atas gunung prau dengan bukit setengah lingkaran kecil2 seperti pada kartun anak-anak teletubies. View bukit teletabies paling bagus ketika pagi hari dengan sedikit kabut yang menyelimuti.
Copas : 
https://piknikasik.com/gunung-prau-dieng-tempat-paling-indah-dan-romantis-untuk-menikmati-sunrise