Wednesday 17 February 2016

Puisi Kerinduan Untuk Puncak Marapi 2891, Edisi Trip ke V



"jika engkau telah merenungi semesta dan melihat luasnya lautan ilmu yang dimilikinya, maka engkau akan bertindak layaknya puisi dalam syair para pujangga".



Pagi itu, Kami tertitih berjalan menuju Pos satu
menapaki jalan yang berlumpur dan licin,
tetapi niat dan hati untuk sampai ke puncak
berpacu dengan kabut yang melanda.

Tugu abel, di manakah kiranya berada
kami hanya melihat kabut pekat
kabut pekat yang di sertai hujan menderai
bersatu, bersama dengan jaket dan baju yang sudah bercampur dengan air
Dingin sampai menusuk jantung
hanya keinginan yang bertahan untuk melihat mentari

Puncak Merpati yang indah
dengan samudra di atas awan yang tiada tara
hanya menjadi keinginan bersama waktu
kapan kita berjumpa, kapan kita bertemu
untuk bisa berphoto bersama,
bersujud untuk bersyukur atas indah Ciptaan ALLAH SWT
atas Mahakarya itu.

Taman Edelwis yang Nun di Ujung sana
akankah kita bertemu lagi setelah perjalanan ini
Persahabatan kita menyatu akan abadi
sama ketika orang - orang mengatakan
engkau adalah Bunga Abadi yang di cari -cari orang
tapi kami tidak mencarimu, hanya ingin merasakan keabadian rasa ini..


Kami mengangumi atas dari penciptaanMU...
kami berada di Puncak bukan membanggakan diri
tetapi hanya terlihat lemah untuk sebuah perjalanan hidup
sama, ketika semua orang memulai hidup

Jejak -jejak ini semoga menjadi dorongan
dorongan tentang keindahan menjaga hati
keindahan untuk bersyukur
keindahan untuk mengalahkan ego
keindahan untuk bersama - sama

Perjalanan ini menjadi perjalanan Hidup
Salam Rimba Untuk Sahabat


"Alam ini diciptakan dengan jutaan misteri yang tidak kita ketahui. Bukan misteri yang membuat kita takut, tapi misteri yang membuat kita bergairah untuk mengetahuinya"

0 comments:

Post a Comment