Saturday, 30 December 2017

Trip Akhir Tahun Titik KM 0 Indonesia, Pulau Sabang

Titik KM 0 Indonesia 

 Kali ini, perjalanan moment liburan akhir tahun serta liburan semester akhirnya diputuskan mencari tujuan trip ke Pulau Sabang, Banda Aceh, Indonesia.
Sebelumnya search destinasi wisata juga banyak sekali yang di jumpai, secara geografi pulau kecil tetapi sejuta pesona, yang salah satu menjadi ikon Pulau Sabang adalah Titik KM 0 Indonesia, serta pesona Pulau – pulau yang punya nuansa, sebut saja pulau weh, pantai anoi, pulau sabang serta puluhan bahkan bisa jadi ratusan gugusan pulau-pulau.
Untuk lebih jelasnya bisa coba search di google tentang destinasi dan profile dari Kota Sabang. Tulisan kali inii tentang sekelumit perjalanan kami menuju Titik KM 0 Indonesia bersama 2 orang junior di Pramuka. Perjalanan yang masih buta dengan track, dari bertiga ikut tidak ada satupun paham dengan peta perjalanan, Cuman bermodal Hanphone android dan semangat yang Alhamdulillah sampai juga di sana. Di Mulai dari hari senen tanggal 18 Desember 2017 pukul 14.00 wib berangkat dari Rumah, minta izin sama orang tua untuk berlibur, kemudian berkumpul di Kota Tengah (Ibukota Kecamatan) untuk memudahkan akses dan tujuan serta mencari loket (PO) bus yang kali ini menggunakan Pinem karena kabarnya agak ekonomis  J . setelah Tanya-tanya akhirnya di pesan untuk 3 orang tu, harga sekitaran waktu itu Rp.140.000 /orang sampai ke medan.
 
Bus Pinem 
Setelah bersiap – siap hingga pukul 15.00 wib, berangkatlah menuju Kota Medan, hingga sampai esok hari selasa tanggal 07.00wib di Loket PO Pinem Medan, (sekitaran Padang bulan) . Lanjut Mandi, Sarapan serta istirahat mencari jalur dan informasi akses ke banda aceh, memang ada plan sebenarnya untuk mendaki Gunung Sibuatan, Medan bersama kenalan di Medan. Tetapi berhubung pendakiannya baru di mulai Kamis sore jadi di putuskan untuk lanjut dulu ke Sabang baru pulannya mendaki.
Terminal Pinang Baris, Medan Sambil menunggu Bus ke Banda Aceh
Lanjut, perjalanan dari Loket tersebut akhirnya di perbolehkan kembali oleh dari Jasa Angkutan tersebut untuk naik sampai di terminal Pinang Baris (Kota Medan) Di sini memang agak beda suasananya, maklum kata orang-orang “ini Medan, Bung” jadi kena palakin juga sama orang –orang terminal terutama. Tapi tak apalah karena perdana dan ke depanna sudah tahu bagaimana selanjutnya.  Setelah sampai pukul 10.00 wib di terminal pinang baris, sembari menunggu bus tujuan banda aceh, bercerita dengan salah satu calo terminal yang penduduk asli Bagan si api-api, Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Bisa berbahasa sedikit logat khas melayu Rokan Hilir hingga membuat emosional lebih terasa. Hingga bus pun datang pukul 11.30 wib dan naik menuju Banda aceh,sedikit nyaman dengan fasilitas exclecusive, Bus AC (Sempati Star) dan kursi empuk sehingga bawaan tidur selama perjalanan hingga bangun Cuma untuk Sholat dan Makan. Setelah sampai di Terminal Bus Batoh Banda Aceh sekitar pukul 04.00 wib, kalau suasana terminal jauh beda dari medan tadi. Suasana nyaman dan bersahabat di sana hingga akhirnya sembari menunggu hujan lebat kami bercerita dengan tukang ojek yang akan mengantarkan kami di Terminal Ulaa Lheue, Banda Aceh.

 
Pelabuhan Ulee Lheue 
Diperjalanan menjelang sampai Pelabuhan, melewati Masjid Baiturahman dan Meseum Tsunami, takjub dan sujud syukur bisa menginjakkan kami di Masjid yang sangat indah dan mempunyai bukti setelah pasca tsunami hebat tahun 2004, bangunan tersebut masih berdiri dengan megahnya dan di bangun kembali seperti Masjid –masjid di timur tengah, belum lagi desain serta nuansa meseum tsunami yang sangat bagus dan terawat. Sejarah bahwa Negeri ini pernah mendapat musibah besar dan menelankan ribuan orang.
Suasana di Pelabuhan penyebarangan


Mengingat tukang ojeknya di sewa untuk mengantar ke pelabuhan. Jadi tidak bisa berlama-lama dan dilanjutkan. Sampai di pelabuhan untuk mencari informasi penyebarangan ke sabang. Dimanfaatkan untuk bertanya ke pihak security dan pelayanan informasi di Pelabuhan tentang penyeberangan. Ada 2 (dua) opsi yang pertama menggunakan Kapal Cepat dengan kisaran harga tiket Rp. 75.000- Rp. 85.000-, dan Kapal Lambat (ferry) dengan kisaran harga Rp. 25.000-, dan keberangkatan Kapal cepat jam 08.00 wib dan 10.00 wib. Kapall lambat pukul 10.00 wib, penyeberangan bisa berjalan dengan baik jika cuaca baik atau pun ombaknya berkurang. Rogeh saku dan menghemat perjalanan menggunakan tiket kapal lambat. Sembari menunggu kapala datang waktu itu masih pukul 08.00 wib diputuskan untuk sarapan dan menikmati kopi aceh. :D
Suasana Kota Banda Aceh
 
Kendaraan yang di rental 
Sedikit heboh, orang melihat 3 anak – anak muda yang membawa carriel ke pulau sabang, ada yang menanyakan Mau mendaki kemana dan darimana dek ??  Langsung di jawab, rencana mau naik/ndaki di medan bg ! tapi berhubung planning hari kamis, jadi ini masih hari selasa jadi di putuskan ke sabang dulu baru balek ke medan, kalau asal dari Riau. Dari sini lah awal percakapan berlanjut, mulai dari yang berpikiran positif dan negative tentang perjalanan ini. Dan ada yang menanggapi biasa saja.
Titik KM 0 Indonesia, Ini lah mimpi sebenarnya...

Setelah pukul 10.00 wib kapal pun datang, dengan sigap menunggu di armada untuk masuk ke dalam, Yah… pertama kalinya berhubungan dengan Kapal Laut yang besar, kalau untuk sampan, perahu,pompong dan angkutan sungai lainnnya sudah pernah. Untuk yang ini agak sedikit gy mana tapi ya sudah nikmati perjalanannya.
Goa Sarang 
Masih di Goa Sarang
Serumput Kopi aceh dan nasi gurih

Akhirnya sekitar pukul 13.00 wib mendarat di pelabuhan Balohan, Sabang langsung di sambut bapak-bapak yang menyediakan jasa rental sepeda motor, ojek, mobil, dll lah  serta nanya destinasi mau kemana. Tinggal bagaimana pilihannya kepada anda, untuk tariff  berbeda tergantung jasa mana yang digunakan, ceritanya untuk menghemat ongkos terpaksa merental/menyewa sepeda motor Rp. 100.000/Hari/Motor, jadi sahabat-sahabat bisa sepuasnya berkeliling pulau sabang. Dan juga, jarak dari pelabuhan ke titik km 0 indonesia lebih kurang 40 Km jadi kalau untuk jalan kaki cukup jauh, dan jika mencoba untuk backpakeran agak susah karena jarang transportasi yang melewati ke sana, hanya khusus untuk ke titik nol KM Indonesia.
Suasana di dalam kapal

Di guyuri hujan tapi dengan semangat membaja perjalanan menuju titik nol dari pelabuhan balohan terus berlanjut hingga pukul 16.00wib sampai lah di titik KM 0 indonesia, di mana mimpi dan keinginan untuk bisa menginjakkan kaki serta sujud syukur atas rahmat yang telah di berikan NYA. Setelah bersantai di titik nol KM Indonesia dan membeli accesoris titik nol KM Indonesia, perjalanan di lanjutkan ke Goa Sarang. Tapi sampai di sudah tutup, karena kami sampai pukul 18.00wib. Mengingat sudah waktu nya malam dan ingin kembali besok pagi ke banda aceh, kami pun kembali ke pelabuhan untuk ISHOMA lah, setelah minta izin kepada petugas di sana akhirnya kami pun di bolehkan untuk menginap.
Didalam kapal Lambat 

Alhamdulillah, masih diberi kemudahan dalam perjalanan ini, sambil istirahat di pelabuhan bertemu dengan seorang karyawan/Pegawai ternyata, masih muda, tepatnya junior lah.. :D bercerita panjang lebar rupanya beliau dapat tugas dari kantor untuk membawa mobil kantor (DISKOMINFO) Banda aceh yang di pakai waktu pelaksanaan SAIL SABANG beberapa waktu lalu. Mengingat beliau juga membawa mobil dari banda aceh ke sabang, dan dari sabang ke banda aceh harus membawa 2 (dua) mobil. Pucuk di Cinta tepatnya, karena mau menyeberang akhirnya langsung menawarkan diri untuk membantu menjadi sopir dadakan. Merasa terbantu dengan kehadiran kami akhirnya kesepakatan pun deal untuk mobil ke banda aceh dan di antar ke masjid baiturahman dengan tiket penyeberangan free.. :D

Puncak Sabang Hill, dibelakang pelabuhan balohan

Kamis pagi, tanggal 21 -12-2017 sempat khawatir untuk tidak menyeberang mengingat hujan masih lebat,. dan hingga sampai pukul 08.00wib kapal tersebut tetap berangkat dengan cuaca yang sedikit buruk. Dan penyeberangan pun di mulai kembali hingga pukul 10.00wib lewat sampai di pelabuhan ulee lagi, didalam kehujanan abang yang tempat rental sepeda motor pun di hubungi untuk meminjam kendaraan berkeliling pulau sabang atau desitinasi sekitar pelabuhan. Tepatnya Pantai Anoi Hitam, Bungker Jepang dan Puncak Sabang Hill. Dan setelah, mengantar mobil ke kantor dan sesuai kesepakatan di awal, kami pun di antar menggunakan mobil strada merah yang ada di parkiran kantor dan menuju masjid baiturahman dan berkeliling di meseum tsunami  dan kembali ke terminal batoh untuk melanjutkan ke medan, sekitar pukul 16.00 wib dengan menggunakan bus sempati star dan sampai jum’at pagi tanggal 22 Desember 2017 sampai pukul 07.00 wib di loket PO PINEM Padang Bulan.

 
Bungker Jepang 

Pantai di Bungker Jepang 
Bungker Jepang 


Pantai Anoi Hitam 

Pantai Anoi Hitam 

Suasana Pagi Pebuhan Balohan 

Meseum Trunami 

Susasana di dalam meseum

Ruangan untuk berwudhu di Masjid Baiturahman 

Suasana di Masjid Baiturahman 

Halaman Masjid Baiturahman 

Teras Masjid Baiturahman 

Halaman Masjid Baiturahman 

Oke sampai di sini… nanti dilanjutkan next topic petualangan di medan pula..


0 comments:

Post a Comment