|
Titik KM 0 Indonesia |
Kali ini, perjalanan moment
liburan akhir tahun serta liburan semester akhirnya diputuskan mencari tujuan
trip ke Pulau Sabang, Banda Aceh, Indonesia.
Sebelumnya search destinasi
wisata juga banyak sekali yang di jumpai, secara geografi pulau kecil tetapi
sejuta pesona, yang salah satu menjadi ikon Pulau Sabang adalah Titik KM 0
Indonesia, serta pesona Pulau – pulau yang punya nuansa, sebut saja pulau weh,
pantai anoi, pulau sabang serta puluhan bahkan bisa jadi ratusan gugusan
pulau-pulau.
Untuk lebih jelasnya bisa coba
search di google tentang destinasi dan profile dari Kota Sabang. Tulisan kali
inii tentang sekelumit perjalanan kami menuju Titik KM 0 Indonesia bersama 2
orang junior di Pramuka. Perjalanan yang masih buta dengan track, dari bertiga
ikut tidak ada satupun paham dengan peta perjalanan, Cuman bermodal Hanphone
android dan semangat yang Alhamdulillah sampai juga di sana. Di Mulai dari hari
senen tanggal 18 Desember 2017 pukul 14.00 wib berangkat dari Rumah, minta izin
sama orang tua untuk berlibur, kemudian berkumpul di Kota Tengah (Ibukota
Kecamatan) untuk memudahkan akses dan tujuan serta mencari loket (PO) bus yang
kali ini menggunakan Pinem karena kabarnya agak ekonomis J
. setelah Tanya-tanya akhirnya di pesan untuk 3 orang tu, harga sekitaran waktu
itu Rp.140.000 /orang sampai ke medan.
|
Bus Pinem |
Setelah bersiap – siap hingga
pukul 15.00 wib, berangkatlah menuju Kota Medan, hingga sampai esok hari selasa
tanggal 07.00wib di Loket PO Pinem Medan, (sekitaran Padang bulan) . Lanjut
Mandi, Sarapan serta istirahat mencari jalur dan informasi akses ke banda aceh,
memang ada plan sebenarnya untuk mendaki Gunung Sibuatan, Medan bersama kenalan
di Medan. Tetapi berhubung pendakiannya baru di mulai Kamis sore jadi di
putuskan untuk lanjut dulu ke Sabang baru pulannya mendaki.
|
Terminal Pinang Baris, Medan Sambil menunggu Bus ke Banda Aceh |
Lanjut, perjalanan dari Loket
tersebut akhirnya di perbolehkan kembali oleh dari Jasa Angkutan tersebut untuk
naik sampai di terminal Pinang Baris (Kota Medan) Di sini memang agak beda
suasananya, maklum kata orang-orang “ini Medan, Bung” jadi kena palakin juga
sama orang –orang terminal terutama. Tapi tak apalah karena perdana dan ke
depanna sudah tahu bagaimana selanjutnya.
Setelah sampai pukul 10.00 wib di terminal pinang baris, sembari
menunggu bus tujuan banda aceh, bercerita dengan salah satu calo terminal yang
penduduk asli Bagan si api-api, Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Bisa berbahasa
sedikit logat khas melayu Rokan Hilir hingga membuat emosional lebih terasa.
Hingga bus pun datang pukul 11.30 wib dan naik menuju Banda aceh,sedikit nyaman
dengan fasilitas exclecusive, Bus AC (Sempati Star) dan kursi empuk sehingga
bawaan tidur selama perjalanan hingga bangun Cuma untuk Sholat dan Makan.
Setelah sampai di Terminal Bus Batoh Banda Aceh sekitar pukul 04.00 wib, kalau
suasana terminal jauh beda dari medan tadi. Suasana nyaman dan bersahabat di
sana hingga akhirnya sembari menunggu hujan lebat kami bercerita dengan tukang
ojek yang akan mengantarkan kami di Terminal Ulaa Lheue, Banda Aceh.
|
Pelabuhan Ulee Lheue |
Diperjalanan menjelang sampai
Pelabuhan, melewati Masjid Baiturahman dan Meseum Tsunami, takjub dan sujud
syukur bisa menginjakkan kami di Masjid yang sangat indah dan mempunyai bukti
setelah pasca tsunami hebat tahun 2004, bangunan tersebut masih berdiri dengan
megahnya dan di bangun kembali seperti Masjid –masjid di timur tengah, belum
lagi desain serta nuansa meseum tsunami yang sangat bagus dan terawat. Sejarah
bahwa Negeri ini pernah mendapat musibah besar dan menelankan ribuan orang.
|
Suasana di Pelabuhan penyebarangan |
Mengingat tukang ojeknya di sewa
untuk mengantar ke pelabuhan. Jadi tidak bisa berlama-lama dan dilanjutkan.
Sampai di pelabuhan untuk mencari informasi penyebarangan ke sabang.
Dimanfaatkan untuk bertanya ke pihak security dan pelayanan informasi di
Pelabuhan tentang penyeberangan. Ada 2 (dua) opsi yang pertama menggunakan
Kapal Cepat dengan kisaran harga tiket Rp. 75.000- Rp. 85.000-, dan Kapal
Lambat (ferry) dengan kisaran harga Rp. 25.000-, dan keberangkatan Kapal cepat
jam 08.00 wib dan 10.00 wib. Kapall lambat pukul 10.00 wib, penyeberangan bisa
berjalan dengan baik jika cuaca baik atau pun ombaknya berkurang. Rogeh saku
dan menghemat perjalanan menggunakan tiket kapal lambat. Sembari menunggu
kapala datang waktu itu masih pukul 08.00 wib diputuskan untuk sarapan dan
menikmati kopi aceh. :D
|
Suasana Kota Banda Aceh |
|
Kendaraan yang di rental |
Sedikit heboh, orang melihat 3
anak – anak muda yang membawa carriel ke pulau sabang, ada yang menanyakan Mau
mendaki kemana dan darimana dek ?? Langsung
di jawab, rencana mau naik/ndaki di medan bg ! tapi berhubung planning hari
kamis, jadi ini masih hari selasa jadi di putuskan ke sabang dulu baru balek ke
medan, kalau asal dari Riau. Dari sini lah awal percakapan berlanjut, mulai
dari yang berpikiran positif dan negative tentang perjalanan ini. Dan ada yang
menanggapi biasa saja.
|
Titik KM 0 Indonesia, Ini lah mimpi sebenarnya... |
Setelah pukul 10.00 wib kapal pun
datang, dengan sigap menunggu di armada untuk masuk ke dalam, Yah… pertama
kalinya berhubungan dengan Kapal Laut yang besar, kalau untuk sampan,
perahu,pompong dan angkutan sungai lainnnya sudah pernah. Untuk yang ini agak
sedikit gy mana tapi ya sudah nikmati perjalanannya.
|
Goa Sarang |
|
Masih di Goa Sarang |
|
Serumput Kopi aceh dan nasi gurih |
Akhirnya sekitar pukul 13.00 wib
mendarat di pelabuhan Balohan, Sabang langsung di sambut bapak-bapak yang
menyediakan jasa rental sepeda motor, ojek, mobil, dll lah serta nanya destinasi mau kemana. Tinggal bagaimana
pilihannya kepada anda, untuk tariff berbeda tergantung jasa mana yang digunakan,
ceritanya untuk menghemat ongkos terpaksa merental/menyewa sepeda motor Rp.
100.000/Hari/Motor, jadi sahabat-sahabat bisa sepuasnya berkeliling pulau
sabang. Dan juga, jarak dari pelabuhan ke titik km 0 indonesia lebih kurang 40
Km jadi kalau untuk jalan kaki cukup jauh, dan jika mencoba untuk backpakeran
agak susah karena jarang transportasi yang melewati ke sana, hanya khusus untuk
ke titik nol KM Indonesia.
|
Suasana di dalam kapal |
Di guyuri hujan tapi dengan
semangat membaja perjalanan menuju titik nol dari pelabuhan balohan terus
berlanjut hingga pukul 16.00wib sampai lah di titik KM 0 indonesia, di mana
mimpi dan keinginan untuk bisa menginjakkan kaki serta sujud syukur atas rahmat
yang telah di berikan NYA. Setelah bersantai di titik nol KM Indonesia dan
membeli accesoris titik nol KM Indonesia, perjalanan di lanjutkan ke Goa
Sarang. Tapi sampai di sudah tutup, karena kami sampai pukul 18.00wib.
Mengingat sudah waktu nya malam dan ingin kembali besok pagi ke banda aceh,
kami pun kembali ke pelabuhan untuk ISHOMA lah, setelah minta izin kepada
petugas di sana akhirnya kami pun di bolehkan untuk menginap.
|
Didalam kapal Lambat |
Alhamdulillah, masih diberi
kemudahan dalam perjalanan ini, sambil istirahat di pelabuhan bertemu dengan
seorang karyawan/Pegawai ternyata, masih muda, tepatnya junior lah.. :D
bercerita panjang lebar rupanya beliau dapat tugas dari kantor untuk membawa
mobil kantor (DISKOMINFO) Banda aceh yang di pakai waktu pelaksanaan SAIL
SABANG beberapa waktu lalu. Mengingat beliau juga membawa mobil dari banda aceh
ke sabang, dan dari sabang ke banda aceh harus membawa 2 (dua) mobil. Pucuk di
Cinta tepatnya, karena mau menyeberang akhirnya langsung menawarkan diri untuk
membantu menjadi sopir dadakan. Merasa terbantu dengan kehadiran kami akhirnya
kesepakatan pun deal untuk mobil ke banda aceh dan di antar ke masjid
baiturahman dengan tiket penyeberangan free.. :D
|
Puncak Sabang Hill, dibelakang pelabuhan balohan |
Kamis pagi, tanggal 21 -12-2017 sempat khawatir untuk tidak menyeberang
mengingat hujan masih lebat,. dan hingga sampai pukul 08.00wib kapal tersebut
tetap berangkat dengan cuaca yang sedikit buruk. Dan penyeberangan pun di mulai
kembali hingga pukul 10.00wib lewat sampai di pelabuhan ulee lagi, didalam
kehujanan abang yang tempat rental sepeda motor pun di hubungi untuk meminjam
kendaraan berkeliling pulau sabang atau desitinasi sekitar pelabuhan. Tepatnya Pantai
Anoi Hitam, Bungker Jepang dan Puncak Sabang Hill. Dan setelah, mengantar mobil
ke kantor dan sesuai kesepakatan di awal, kami pun di antar menggunakan mobil
strada merah yang ada di parkiran kantor dan menuju masjid baiturahman dan
berkeliling di meseum tsunami dan
kembali ke terminal batoh untuk melanjutkan ke medan, sekitar pukul 16.00 wib
dengan menggunakan bus sempati star dan sampai jum’at pagi tanggal 22 Desember
2017 sampai pukul 07.00 wib di loket PO PINEM Padang Bulan.
|
Bungker Jepang |
|
Pantai di Bungker Jepang |
|
Bungker Jepang |
|
Pantai Anoi Hitam |
|
Pantai Anoi Hitam |
|
Suasana Pagi Pebuhan Balohan |
|
Meseum Trunami |
|
Susasana di dalam meseum |
|
Ruangan untuk berwudhu di Masjid Baiturahman |
|
Suasana di Masjid Baiturahman |
|
Halaman Masjid Baiturahman |
|
Teras Masjid Baiturahman |
|
Halaman Masjid Baiturahman |
Oke sampai di sini… nanti
dilanjutkan next topic petualangan di medan pula..
0 comments:
Post a Comment