Tuesday, 15 December 2015

Derita Negeri, Abis Asap Timbul Banjir



Permasalahan Lingkungan di Negeri ini tak pernah usai, beberapa bulan lalu Negeri ini ditimpa bencana asap yang sangat berbahaya, memang tidak ada kerusakan bangunan seperti bencana gempa bumi, badai dan kebakaran rumah,dll. Tetapi korban pada bencana asap ini ialah dampak pada kesehatan. Belasan ribu nyawa terkena ISPA, kenapa tidak ? Bencana ini mau kemana kita sembunyi, hanya orang – orang kelas menengah yang mungkin saja bisa membuat rumah khusus oksigen yang bersih, bagi masyarakat ekonomi ke bawah tidak ada tempat untuk sembunyi, pasrah dengan menggunakan biasa. Pemerintah yang kurang maksimal sehingga bencana ini larut. Kelalaian pemerintah dalam memadamkan api serta eksekusi para perusak lingkungan, Jutaan lahan yang terbakar didominasi Perkebunan sawit ini menjadi dampak utama, penyelesaian konflik pun sampai sekarang masih simpang siur, ketidak adilan para penguasa untuk menindaklanjuti para pengusaha. Entah apa akhirnya keadilan di Negeri ini, hukumnya runcing kebawah. Bak seperti Parang, tajam di bawah dan tumpul keatas. Egois Pemerintah juga menjadi lambatnya evakuasi bencana tersebut, beberapa Negara juga ingin turut membantu tetapi pemerintah merasa sanggup dan akhirnya juga menerima bantuan tersebut..  
Pasir Pengarayan Kebanjiran (Goriau.com)

            Berjalan beberapa minggu pasca asap semuanya hening seakan lupa bencana yang melanda, tidak ada penanganan yang lebih untuk mengantisipasi bencana tahunan ini. Semuanya terbuai dengan hujan yang melanda khususnya di Provinsi Riau. Padahal, selama 18 tahun provinsi yang kaya Katanya dilanda bencana yang sebelumnya tidak ada di provinsi lainnya, barulah untuk tahun 2015 ini beberapa provinsi dan pulau yang ada di Negeri ini juga ikutt dilanda. Walaupun sebenarnya provinsi Riau tidak terlalu besar dalam kebakaran hutan  tetapi asap kiriman ini menjadi boomerang bagi tuan rumah sendiri. Sebelum berakhirnya bencana asap ini Provinsi Riau aktif mendapat asap kiriman dari Provinsi Jambi, Sumsel dan beberapa provinsi di Pulau Sumatra khususnya. Sementara di luar pulau Sumatra terjadi juga dan kategori sangat berbahaya seperti Pulau Kalimantan, untuk Papua sendiri tidak terlalu berbahaya seperti Dua Provinsi ini karena masih banyaknya hutan yang ada.
            Melangkah lebih kecil lagi, untuk Kabupaten Rokan Hulu sendiri. Menurut sepengatahuan kami sekitar 1000 hektar lahan kebakaran yang terjadi di Kecamatan Kepenuhan, Kecamatan Bonai Darussalam, dan lainnya. Luas masing – masing kebakaran bisa melebihi ratusan hektar dan berada di Perusahaan. Sekarang pun kasus tersebut hanya tinggal garis polisi yang masih ada di lokasi tetapi berkasnya hilang bersama waktu.
            Sekarang bencana asap ini sudah lepas setelah di guyur hujan  yang intensitas sedang dan ringan ini melanda di hampir seluruh kawasan di Indonesia, terutama di Rokan hulu hujan intensitas sedang dan dengan waktu yang cukup lama sering terjadi. Hampir setiap hari Rokan Hulu di Landa Hujan, hingga sampai hari ini 19 November 2015 sudah lima Desa terendam banjir, pusat jantung Kabupaten Rokan Hulu pun menjadi langganan utama seperti Desa Babussalam, Pematang Berangan, Pasir Putih dan lainnya,  dan siap-siap menyusul beberapa kecamatan yang menjadi langganan banjir seperti Kecamatan Kepenuhan, Kepenuhan Hulu, Bonai Darussalam, Pagaran Tapah dan Tandun serta beberapa kecamatan lainnya.
            Sepertinya, pekerjaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rokan Hulu tak berhenti untuk bekerja dalam menyelesaikan bencana yang tidak ada habisnya. Walaupun itu tugas mereka dalam menanggulangi korban bencana tetapi dampak yang tidak baik untuk kehidupan masyarakat salah satunya dalam hal perekonomian, menjadi sulitnya mata pencaharian secara global. Memang ini menguntungkan bagi masyarakat yang sebahagian Nelayan untuk menangkap ikan.
            Dan ini, menjadi renungan kita bersama akan dampak lingkungan yang tidak menentu ini, siapa yang harus kita salahkan ?? Pemerintah ? Pengusaha ? Penguasa ? Penggiat Lingkungan ?
Jawabannya diri sendiri yang kurang peduli akan lingkungan, salah satu untuk menjadi karakter Pahlawan di Negeri ini adalah Peduli pada Lingkungan, tidak hanya sekedar symbol atau seremonial saja. Semuanya harus dibuktikan dengan nyata dan aksi. Sudah lah ekspansi besar-besaran tanah di Kabupaten Rokan Hulu menjadi perkebunan, lebih kurang 6 Juta Hektar sudah di Alih Guna menjadi Perkebunan. Perusahaan pemegang terbesar di Rokan Hulu Surya Dumai Group, Sinar Mas, Turganda, Hutahean Group serta beberapa swasta lainnya. Pemerintah juga harus tegas untuk melarang para pengusaha untuk membuka lahan perkebunan, terutama di wilayah gambut. Beberapa daerah di kecamatan tergolong memiliki daerah gambut yang cukup luas. Memang tidak semuanya karena rokan hulu termasuk daerah dataran rendah dan beberapa kecamatan terdapat wilayah perbukitan.
            Gerakan menanam pohon serta pembuatan tanggul mesti dilakukan seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah, sinergi keduanya harus sejalan jika kita masih memikirkan lingkungan. Memberi penyadaran terhadap masyarakat untuk tidak membuka lahan menjadi perkebunan sawit, masih banyak hal mesti bisa di tanam, beberapa daerah percontohan sudah seharusnya ditiru seperti menanam durian, duku,pinang, kelapa, dan budidaya lainnya. Meski hasilnya tidak banyak tetapi alam kita terjaga. Jika tidak maka bencana ini sampai generasi selanjutnya akan menjadi parah. Mari bersama kita sadarkan Negeri ini punya alam nan indah, bukanlah bencana yang murka. Tuannya adalah kita sendiri..

                                                                                                                                                                                                                                                                                                          

0 comments:

Post a Comment