Permasalahan
Lingkungan di Negeri ini tak pernah usai, beberapa bulan lalu Negeri ini ditimpa
bencana asap yang sangat berbahaya, memang tidak ada kerusakan bangunan seperti
bencana gempa bumi, badai dan kebakaran rumah,dll. Tetapi korban pada bencana
asap ini ialah dampak pada kesehatan. Belasan ribu nyawa terkena ISPA, kenapa
tidak ? Bencana ini mau kemana kita sembunyi, hanya orang – orang kelas
menengah yang mungkin saja bisa membuat rumah khusus oksigen yang bersih, bagi
masyarakat ekonomi ke bawah tidak ada tempat untuk sembunyi, pasrah dengan
menggunakan biasa. Pemerintah yang kurang maksimal sehingga bencana ini larut.
Kelalaian pemerintah dalam memadamkan api serta eksekusi para perusak
lingkungan, Jutaan lahan yang terbakar didominasi Perkebunan sawit ini menjadi
dampak utama, penyelesaian konflik pun sampai sekarang masih simpang siur,
ketidak adilan para penguasa untuk menindaklanjuti para pengusaha. Entah apa
akhirnya keadilan di Negeri ini, hukumnya runcing kebawah. Bak seperti Parang,
tajam di bawah dan tumpul keatas. Egois Pemerintah juga menjadi lambatnya
evakuasi bencana tersebut, beberapa Negara juga ingin turut membantu tetapi
pemerintah merasa sanggup dan akhirnya juga menerima bantuan tersebut..
Pasir Pengarayan Kebanjiran (Goriau.com) |
Berjalan beberapa minggu pasca asap
semuanya hening seakan lupa bencana yang melanda, tidak ada penanganan yang
lebih untuk mengantisipasi bencana tahunan ini. Semuanya terbuai dengan hujan
yang melanda khususnya di Provinsi Riau. Padahal, selama 18 tahun provinsi yang
kaya Katanya dilanda bencana yang sebelumnya tidak ada di provinsi lainnya,
barulah untuk tahun 2015 ini beberapa provinsi dan pulau yang ada di Negeri ini
juga ikutt dilanda. Walaupun sebenarnya provinsi Riau tidak terlalu besar dalam
kebakaran hutan tetapi asap kiriman ini
menjadi boomerang bagi tuan rumah sendiri. Sebelum berakhirnya bencana asap ini
Provinsi Riau aktif mendapat asap kiriman dari Provinsi Jambi, Sumsel dan
beberapa provinsi di Pulau Sumatra khususnya. Sementara di luar pulau Sumatra
terjadi juga dan kategori sangat berbahaya seperti Pulau Kalimantan, untuk
Papua sendiri tidak terlalu berbahaya seperti Dua Provinsi ini karena masih
banyaknya hutan yang ada.
Melangkah lebih kecil lagi, untuk
Kabupaten Rokan Hulu sendiri. Menurut sepengatahuan kami sekitar 1000 hektar
lahan kebakaran yang terjadi di Kecamatan Kepenuhan, Kecamatan Bonai
Darussalam, dan lainnya. Luas masing – masing kebakaran bisa melebihi ratusan
hektar dan berada di Perusahaan. Sekarang pun kasus tersebut hanya tinggal
garis polisi yang masih ada di lokasi tetapi berkasnya hilang bersama waktu.
Sekarang bencana asap ini sudah
lepas setelah di guyur hujan yang intensitas
sedang dan ringan ini melanda di hampir seluruh kawasan di Indonesia, terutama
di Rokan hulu hujan intensitas sedang dan dengan waktu yang cukup lama sering
terjadi. Hampir setiap hari Rokan Hulu di Landa Hujan, hingga sampai hari ini
19 November 2015 sudah lima Desa terendam banjir, pusat jantung Kabupaten Rokan
Hulu pun menjadi langganan utama seperti Desa Babussalam, Pematang Berangan,
Pasir Putih dan lainnya, dan siap-siap
menyusul beberapa kecamatan yang menjadi langganan banjir seperti Kecamatan
Kepenuhan, Kepenuhan Hulu, Bonai Darussalam, Pagaran Tapah dan Tandun serta
beberapa kecamatan lainnya.
Sepertinya, pekerjaan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rokan Hulu tak berhenti untuk bekerja
dalam menyelesaikan bencana yang tidak ada habisnya. Walaupun itu tugas mereka
dalam menanggulangi korban bencana tetapi dampak yang tidak baik untuk
kehidupan masyarakat salah satunya dalam hal perekonomian, menjadi sulitnya
mata pencaharian secara global. Memang ini menguntungkan bagi masyarakat yang sebahagian
Nelayan untuk menangkap ikan.
Dan ini, menjadi renungan kita
bersama akan dampak lingkungan yang tidak menentu ini, siapa yang harus kita
salahkan ?? Pemerintah ? Pengusaha ? Penguasa ? Penggiat Lingkungan ?
Jawabannya diri sendiri yang kurang peduli akan lingkungan, salah satu untuk menjadi karakter Pahlawan di Negeri ini adalah Peduli pada Lingkungan, tidak hanya sekedar symbol atau seremonial saja. Semuanya harus dibuktikan dengan nyata dan aksi. Sudah lah ekspansi besar-besaran tanah di Kabupaten Rokan Hulu menjadi perkebunan, lebih kurang 6 Juta Hektar sudah di Alih Guna menjadi Perkebunan. Perusahaan pemegang terbesar di Rokan Hulu Surya Dumai Group, Sinar Mas, Turganda, Hutahean Group serta beberapa swasta lainnya. Pemerintah juga harus tegas untuk melarang para pengusaha untuk membuka lahan perkebunan, terutama di wilayah gambut. Beberapa daerah di kecamatan tergolong memiliki daerah gambut yang cukup luas. Memang tidak semuanya karena rokan hulu termasuk daerah dataran rendah dan beberapa kecamatan terdapat wilayah perbukitan.
Jawabannya diri sendiri yang kurang peduli akan lingkungan, salah satu untuk menjadi karakter Pahlawan di Negeri ini adalah Peduli pada Lingkungan, tidak hanya sekedar symbol atau seremonial saja. Semuanya harus dibuktikan dengan nyata dan aksi. Sudah lah ekspansi besar-besaran tanah di Kabupaten Rokan Hulu menjadi perkebunan, lebih kurang 6 Juta Hektar sudah di Alih Guna menjadi Perkebunan. Perusahaan pemegang terbesar di Rokan Hulu Surya Dumai Group, Sinar Mas, Turganda, Hutahean Group serta beberapa swasta lainnya. Pemerintah juga harus tegas untuk melarang para pengusaha untuk membuka lahan perkebunan, terutama di wilayah gambut. Beberapa daerah di kecamatan tergolong memiliki daerah gambut yang cukup luas. Memang tidak semuanya karena rokan hulu termasuk daerah dataran rendah dan beberapa kecamatan terdapat wilayah perbukitan.
Gerakan menanam pohon serta
pembuatan tanggul mesti dilakukan seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah,
sinergi keduanya harus sejalan jika kita masih memikirkan lingkungan. Memberi
penyadaran terhadap masyarakat untuk tidak membuka lahan menjadi perkebunan
sawit, masih banyak hal mesti bisa di tanam, beberapa daerah percontohan sudah
seharusnya ditiru seperti menanam durian, duku,pinang, kelapa, dan budidaya
lainnya. Meski hasilnya tidak banyak tetapi alam kita terjaga. Jika tidak maka
bencana ini sampai generasi selanjutnya akan menjadi parah. Mari bersama kita
sadarkan Negeri ini punya alam nan indah, bukanlah bencana yang murka. Tuannya
adalah kita sendiri..
0 comments:
Post a Comment