Segala puji bagi Allah Azza wa Jalla yang telah mengaruniakan nikmat terbesar kepada kita; nikmat iman dan Islam. Nikmat itu takkan pernah tergantikan nilainya dengan apapun dan harga berapapun. Maka jika ada yang mengatakan bahwa nikmat terbesar adalah kesehatan, sesungguhnya itu tidak tepat. Apakah kita mau mengganti iman dengan kesehatan? Tentu saja tidak, meskipun beriman dan senantiasa sehat adalah hal yang lebih baik. Maka kita pun mendapati fenomena betapa banyaknya orang-orang yang sehat, namun tidak beriman. Yang menyedihkan, sebagiannya ternyata mengaku Islam.
Jika kita perhatikan perintah puasa, kita mendapati bahwa perintah itu diawali dengan "yaa aayuhal ladziina aamanuu: wahai orang-orang yang beriman". Di sini ada indikator yang cukup mudah dirasakan, bahwa mereka yang tidak terpanggil berpuasa, mereka yang menuruti hawa nafsunya dengan tetap makan dan minum seenaknya, mengindikasikan bahwa iman belum menancap kuat dalam hatinya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS. Al-Baqarah : 183)
Jamaah Shalat Isya dan Insya Allah nanti nya di lanjutkan shalat Qiyamullail,
Hari ini adalah hari keempat kita berpuasa. Kita berharap kita adalah termasuk orang-orang yang beriman karena salah satu indikatornya terpenuhi. Yaitu memenuhi panggilan Allah SWT untuk berpuasa di bulan Ramadhan.
Ramadhan sendiri, yang merupakan bulan yang utama dan istimewa, ternyata memiliki banyak nama lain sebagaimana disebutkan para ulama kepada kita. Maka bagaimana kita berinteraksi dengan bulan Ramadhan, salah satu media yang memudahkan kita untuk dapat berinteraksi secara tepat dengan Ramadhan, sekaligus memenuhi hak-haknya adalah dengan memahami nama-nama lain Ramadhan itu, kemudian menjadikannya sebagai panduan dalam berinteraksi dengannya.
Jamaah Shalat Isya dan Insya Allah nanti nya di lanjutkan shalat Qiyamullail,
Nama lain Ramadhan yang pertama adalah syahrus shiyam; bulan berpuasa. Disebut syahrus shiyam karena pada bulan Ramadhan diwajibkan berpuasa sebulan penuh di dalamnya.
Rasulullah SAW bersabda :
قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ
Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakam pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka (HR. Ahmad)
Maka interaksi kita dengan bulan Ramadhan yang pertama adalah berpuasa pada siang harinya. Yaitu menahan makan, minum, hubungan seksual dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Interaksi yang tepat dengan Ramadhan melalui puasa sebulan penuh di bulan ini, memberikan sebuah peluang besar bagi kita untuk mendapatkan ampunan atas dosa-dosa kita yang telah lalu.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap perhitungan (pahala) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaq 'Alaih)
Jamaah Shalat Isya dan Insya Allah nanti nya di lanjutkan shalat Qiyamullail,
Nama lain Ramadhan yang kedua adalah syahrul qiyam; bulan qiyamullail. Disebut syahrul qiyam karena pada malam hari selama bulan Ramadhan disunnahkan untuk shalat tarawih, serta menjadi kebiasaan para salafus shalih bahwa mereka menghidupkan malam-malam di bulan Ramadhan melebihi malam lainnya dalam rangka memperlama shalat sunnah, memperbanyak dzikir dan tilawah, serta ibadah-ibadah sunnah lainnya. Terutama pada sepuluh malam terakhir di mana disunnahkan i'tikaf di dalamnya.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُرَغِّبُ فِى قِيَامِ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَأْمُرَهُمْ فِيهِ بِعَزِيمَةٍ فَيَقُولُ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Dari Abu Hurairah RA. Berkata: "Sesungguhnya Rasulullah SAW menganjurkan shalat malam pada bulan Ramadhan tanpa mewajibkannya", kemudian beliau bersabda: "Barangsiapa yang shalat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap perhitungan (pahala) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu". (HR. Muslim)
Maka berinteraksi dengan bulan Ramadhan yang tepat sesuai dengan nama lainnya, syahrul qiyam, adalah menjaga shalat tarawih kita. Kita berupaya setiap malam sepanjang Ramadhan tidak ketinggalan shalat tarawih ini. Di samping itu, kita juga menghidupkan malam Ramadhan dengan berbagai ibadah sunnah, terutama di sepuluh malam terakhirnya.
Jamaah Shalat Isya dan Insya Allah nanti nya di lanjutkan shalat Qiyamullail,,
Nama lain Ramadhan yang ketiga adalah syahrul Qur'an; bulan Al-Qur'an. Disebut syahrul Qur'an karena pada salah satu malam di bulan Ramadhan diturunkan Al-Qur'an. Inilah yang disebut dengan nuzulul qur'an.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS. Al-Baqarah:185)
Maka berinteraksi dengan bulan Ramadhan yang tepat sesuai dengan nama lainnya, syahrul Qur'an, adalah dengan memperkuat interaksi kita dengan Al-Qur'an. Interkasi pertama dengan Al-Qur'an tentu saja adalah membacanya. Maka mari kita perbanyak tilawah Al-Qur'an pada bulan Ramadhan ini. Yang kedua adalah mempelajari dan memahaminya. Seperti disebutkan dalam ayat 185 di atas, Al-Qur'an adalah petunjuk. Bagaimana petunjuk itu bisa kita laksanakan kalau kita tidak memahami petunjuk itu. Maka mengkaji tafsir Al-Qur'an adalah salah satu interaksi yang tepat selama bulan Ramadhan ini.
Jamaah Shalat Isya dan Insya Allah nanti nya di lanjutkan shalat Qiyamullail,
Nama lain Ramadhan yang keempat adalah syahrul jihad. Disebut syahrul jihad karena pada bulan Ramadhan, banyak peristiwa jihad yang berlangsung dalam sejarah umat Islam. Ketika pertama kali puasa diwajibkan, saat itu juga terjadi perang Badar. Jihad qital pertama yang menorehkan prestasi emas bagi umat Islam generasi pertama. Selanjutnya, pada tahun 10 H terjadi jihad yang sangat luar biasa. Fathu Makkah. Inilah penaklukan paling indah dalam sejarah umat manusia. Penaklukan tanpa korban jiwa. Kemenangan besar tanpa tetesan darah! Sepuluh ribu pasukan Islam yang dipimpin oleh Rasulullah memasuki Makkah dengan tenang, menang tanpa perlawanan.
Demikian pula sejarah umat Islam berikutnya. Kurang lebih 650 tahun kemudian, Perang Ain Jaluth juga terjadi pada bulan Ramadhan. Pasukan Islam melawan pasukan Tartar dan memperoleh kemenangan.
Masih banyak sejarah jihad yang dimenangkan kaum muslimin di bulan Ramadhan. Pada Ramadhan tahun 15 Hijrah, terjadi perang Qadisiyyah dimana orang-orang Majusi di Persia ditumbangkan. Pada Ramadhan tahun 53 H, umat Islam memasuki pulau Rhodes di Eropa. Pada bulan Ramadhan tahun 91 H, umat Islam memasuki selatan Andalusia. Pada Ramadhan tahun 92 H., umat Islam keluar dari Afrika dan membuka Andalus dengan komandan Thariq bin Ziyad. Bahkan, kemerdekaan Indonesia juga terjadi pada bulan Ramadhan.
Maka berinteraksi dengan bulan Ramadhan yang tepat sesuai dengan nama lainnya, syahrul jihad, adalah menjaga semangat jihad kita. Menjaga semangat juang kita. Kita bersemangat dalam bulan Ramadhan ini untuk beribadah, sekaligus menebar kemanfaatan bagi umat termasuk dengan meningkatkan intensitas dakwah. Ramadhan tidak boleh menjadi alasan bermalas-malasan. Karena Ramadhan adalah bulan jihad, bukan hari-hari tidur.
Jamaah Shalat Isya dan Insya Allah nanti nya di lanjutkan shalat Qiyamullail,
Nama lain Ramadhan yang kelima adalah syahrul infaq. Disebut syahrul infaq karena besarnya pahala infaq pada bulan ini. Kebiasaan umat Islam juga mengeluarkan zakat mal pada bulan Ramadhan ini. Rasulullah SAW sendiri mencontohkan bahwa beliau meningkatkan kedermawanannya pada bulan Ramadhan ini.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
Dari Ibnu Abbas, ia berkata: "Rasulullah SAW adalah orang yang paling murah hati, lebih-lebih ketika bertemu Jibril di bulan Ramadhan. Beliau bertemu Jibril pada pada setiap malam bulan Ramadhan untuk tadarus Al-Qur'an. Maka sifat murah hati Rasulullah melebihi hembusan angin." (HR. Bukhari)
Maka berinteraksi dengan bulan Ramadhan yang tepat sesuai dengan nama lainnya, syahrul infaq, adalah dengan memperbanyak infaq dan shadaqah kita di bulan Ramadhan. Termasuk, apabila kita sudah termasuk muzakki (orang yang wajib mengeluarkan zakat), mengeluarkannya di bulan ini memiliki nilai pahala yang lebih besar karena dilipatgandakan Allah SWT.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Nama lain Ramadhan yang keenam adalah syahrut tarbiyah. Disebut syahrut tarbiyah karena pada bulan Ramadhan ini, Rasulullah bertadarus seperti hadits di atas. Intensitas kajian Islam oleh para salafush shalih dan umat ini juga meningkat.
Maka berinteraksi dengan bulan Ramadhan yang tepat sesuai dengan nama lainnya, syahrut tarbiyah, adalah dengan memanfaatkan waktu di bulan Ramadhan ini untuk mempelajari Islam lebih dalam. Ada banyak kesempatan yang bisa kita manfaatkan mulai dari majlis taklim di masjid-masjid hingga kajian-kajian yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga dan gerkaan dakwah.
semoga ramadhan ini menjadi motivasi dan perbaikan untuk diri kita ke depannya tentu dengan cara memanfaatkan nama lain ramadhan tersebut. amin ya rabbalalamin
Demikianlah materi ceramah yang dapat saya sampaikan, jika terdapat kekurangaan dan kesilafan tentu datangnya dari diri saya pribadi, dan jika terdapat kebenaran itu datangnya dari Allah SWT. Akhirulkalam Wabillahitaufik walhidayah, wassalammualaikum warohmatullahi wabarakatuh.
sumber : http://muchlisin.blogspot.co.id/2011
0 comments:
Post a Comment