Wednesday 22 July 2015

Dulu, Negeri Terbesar Penghasil Ikan Nomor 2 di Dunia,..Sekarang menjadi Negeri Seribu Kubah




Perjalanan diawal menjelang menyambut bulan penuh berkah dan rahmat ini, yah,, tepatnya 15 Juni 2015, kebetulan mendapat kerjaan untuk survey persepsi perilaku masyarakat menjelang Pemilukada serentak melalui LIngkaran Survey Kebijakan Publik yang berpusat di Jakarta Utara tepatnya di Desa Bangko Balam, Kecamatan Bangko Pusako, Kabupaten Rokan Hilir, Jarak dari Pekanbaru – Rokan Hilir menempuh perjalanan 7 Jam ini cukup melelahkan. Pengalaman kesekian kalinya untuk turun ke lokasi sebenarnya tidak memberikan tetapi medan yang membuat saya mengeluarkan energy yang begitu besar, baru pertama kalinya menginjakkan kaki di wilayah tersebut, dengan menggunakan sepeda motor, berjarak + 15 Km dari jalan raya lintas Sumatra utara, daerah yang mayoritas suku batak dan jawa ini membuat saya sedikit cemas, bayangkan kiri kanan di isi dengan kedai tuak dan sesekali BPK dan tempat ibadah dari agama Kristen dan protestan. Tetapi, Alhamdulillah semuanya begitu lancer, pengalamannya di kantor DEsa berhubung salah satu pejabat pemerintahannya asik dan bertitle Sarjana Teknik membuat komunikasi ini menjadi lancar, menyelesaikan tugas dua hari disana menyisakan kenangan dan pengalaman baru serta pelajaran yang berharga juga, menikmati sekolah yang dibanggakan oleh Pemerintahan Kabupaten Rokan Hilir, Kampus IPDN (Institut Pendidikan Dalam Negeri) di Ujung Tanjung, Rokan HIlir, setelah melanjutkan di Kecamatan Bangko Pusako kami memutuskan untuk meneruskan tugas ini ke Desa Teluk Nayang, Kecamatan Pujud, kabarnya Desa ini terkenal dengan daerah ikan arwana. Perencanaan ingin rasanya untuk melihat langsung tapi, setelah bertanya dan diskusi dengan beberapa penduduk di sana ternyata ikan arwana tersebut sangat sulit untuk di jumpai dan bahkan penduduk yang kami tanyai tidak pernah melihat bahkan memilikinya. Jarak dari lokasi awal kami melakukan survey ini hanya dua jam perjalanan. 


                Beginilah perjalanan yang di tempuh menjelang sampai ke pusat kota Kabupaten Rokan Hilir, yaitu Bagan Siapi- api, penduduk yang kabarnya banyak di tempati penduduk negeri tirai bambu ini membuat saya lebih penasaran untuk melihatnya, selama ini hanya melihat melalui media tv dan sosmed perayaan tongkang, mesti kami datang bukan pada waktu yang tepat tetapi, rasanya untuk melihat langsung kota negeri seribu kubah. Ternyata setelah kami sampai di kota bagan si api- api saya langsung takjub dengan kemegahan dan kepadatan penduduknya, bangunan yang tersusun dengan cirri khasnya negeri seribu kubah. Pertamanya saya juga heran mengapa tugu yang kedua dijumpai berisi tugu ikan, akhirnya saya mencoba browsing dan bercerita dengan penduduk setempat. Ternyata Negeri ini mempunyai sejarah yang besar, yaitu Negeri penghasil ikan terbesar. Saya pun langsung browsing untuk mencari informasi, ternyata benar negeri ini Bermula dari sekelompok orang tionghoa dari , provinsi Fujian, china yang merantau menyeberangi lautan dengan kapal kayu sederhana, didalam kebimbangan arah mereka berdoa agar kiranya kapal ini dapat penuntun yang tepat. Ternyata Dewa Kie Ong Yang mengabulkan permintaan, sekejab mereka melihat adanya cahaya yang samar – samar, dengan berpikiran dimana ada api di situlah ada daratan. Setelah mengikuti arah tersebut mereka akhirnya bertemu daratan, mereka yang berjumlah 18 orang ini langsung mendarat, dan keesokan harinya mereka mulai melakukan aktivitas untuk kelangsungan hidup, sebagian ada yang nelayan. Dari hasil nelayan tersebut mereka takjub begitu banyak yang mereka dapatkan, akhirnya mereka memutuskan untuk menetap di sana dan mengajak sanak family dari Negeri Tirai Bambu ini tinggal di Bagan Siapi – api.
Kantor Bupati Rokan Hilir termegah tapi,sayang belum bisa dihunakan

                Berlanjut pada masa penjajahan, Belanda melirik daerah ini mempunyai potensi yang besar dan menjadikan perdagangan di Selat Malaka, akhirnya Belanda menjadikan Bagan Siapi-api menjadi basis kekuatan laut Belanda dan membangun sebuah Pelabuhan, konon katanya Pelabuhan ini menjadi Pelabuhan Tercanggih di Selat Malaka, tidak hanya hasil ikan laut yang saat itu menjadi tumpuan masyarakat Bagan siapi – api. Tapi, ada juga hasil karet alam yang sangat terkenal. Dimasa perang dunia ke – 1 dan PD ke 2, Bagan si Api-api disebut salah satu 1 daerah penghasil karet berkualitas tinggi yang saat itu banyak sekali untuk kebutuhan peralatan perang seperti ban dari bahan karet.
Berhubung perjalanan waktu itu tidak sampai pada pelabuhannya, mengingat waktu yang diberikan. tapi, insyaallah dilain waktu akan kembali...

banyak versi tentang asal usul Bagan siapi - api.. untuk lebih lengkap nya bisa anda search di mbah google...

sedikit referensi : 

 wandodiplus.blogspot.com
 



0 comments:

Post a Comment