Gunung Marapi adalah salah satu dari sekian banyak
gunung di Sumatera Barat. Secara administratif Gunung Marapi (2891 mdpl)
terletak di Nagari Koto baru, Kec. X Koto, Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat. Gunung marapi juga salah satu Tri Arga di Sumatra, Tiga gunung tersebut adalah Singgalang,Merapi dan
tandikek.
Kali ini saya memulai pengalaman saya yang pertama dalam membawa rombongan sebelumnya saya bersama dua orang sahabat pada bulan 2 - Februari 2015 mendaki gunung marapi.Gunung Marapi yaitu gunung berapi yang terletak di Sumatra Barat, Indonesia. Gunung ini tergolong gunung yang paling aktif di Sumatra. Terletak di dekat Bukittinggi dan Padang Panjang serta memiliki ketinggian 2.891 m. Marapi sudah meletus lebih dari 50 kali sejak akhir abad 18. Kali ini saya bersama teman – teman dari Rokan Hulu 6 orang dan 3 orang dari Pekanbaru menjelajah gunung ini. Perencanaan 10 - 12 April 2015, titik pendakian kami adalah Koto Baru dimana di titik ini juga terkenal dengan tenunan Pandai Sikek. Sebelum ke Gunung Marapi ini juga, saya dan teman – teman juga sudah mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari logistik, tenda, juga alat – alat pendakian lainnya. Team kami sebanyak 3 orang yang di bagi menjadi 2 group. Tentu saja saya yang pernah mendaki gunung, (begitulah bahasanya) :D sangat antusias di banding teman lainnya karena juga ini pendakian yang dilaksanakan di bumi negeri seribu suluk.
Perjalanan Pendakian Gunung Marapi
Kami memulai perjalanan kamu dari koto baru menuju check point pertama yang biasa di sebut check point
Tower, di karenakan ada sebuah Tower telekomunikasi yang sudah tidak
aktif lagi. Di titik ini saya dan teman – teman mempersiapkan segala
sesuatunya, mulai dari air minum juga kelengkapan pakaian dan sepatu.
Kami memulai pendakian ini pada pukul 07.00 Pagi. Selanjutnya kami
menuju pintu/ awal titik pendakian yang di namakan pesanggarahan. Menurut keterangan dari kawan - kawan terdapat sebuah bekas bangunan
(Pesanggrahan) peninggalan Bung Hatta yang dinamakan Amore Natural. Berdasarkan
sejarah, sekitar dekade 1950-an, Ibukota Negara dipindahkan ke Bukittinggi karena
situasi di Jakarta sedang tidak aman. Maka didirikanlah Amore Natural sebagai
tempat rapat petinggi negara saat itu. Namun sekarang bangunan tersebut tidak
ada lagi dan hanya fondasi bangunannya saja yang masih tersisa.
Menurut sejarahnya, Gunung Marapi pertama kali
ditemukan oleh Sultan Zulkarnaen (Alexander de Greet) yang merupakan seorang
raja dari Macedonia. Ketika sedang berlayar di Selat Malaka, dia melihat sebuah
Gunung yang berwarna merah menyala. Ia bersama pasukannya pun tertarik dan
memutuskan untuk pergi ke gunung tersebut. Sedangkan asal mula nama Marapi
dikarenakan Gunung ini berapi. Hampir sama dengan Gunung Merapi di pulau jawa,
hanya saja faktor dialek yang membedakannya.Selanjutnya Setelah pasanggrahan, daerah berikutnya adalah hutan bamboo yang dinamai dengan “parak trintiang”. Parak trintiang masih termasuk kawasan pasanggrahan, hanya saja daerah ini didominasi oleh hutan bamboo. Parak trintiang merupakan salah satu daerah yang dihindari oleh para pendaki untuk dijdikan daerah berkemah,karena mitosnya ini merupakan salah satu daerah yang angker dikawasan gunung merapi.
Setelah melewati parak
trintiang,trek pendakian akan melintasi daerah hutan belantara, disinilah
perjalanan yang akan menghabiskan banyak waktu peralanan, kurang lebih waktu
normalnya 5jam perjalanan. Daerah ini didominasi oleh pohon-pohon yang
berukuran sangat besar,dan sebagian besar pohon-pohon disini ditutupi oleh
tanaman sejenis lumut,serta daerah ini merupakan habitat pacet di gunung
merapi.Hutan belantara ini dinamakan akar. Daerah akar dibagi dalam
tiga wilayah,dimulai dari yang paling bawah yaitu sebuah daerah yang memiliki
mata air, daerah tersebut dinamakan 1750. 1750 merupakan daerah pertengahan
gunung merapi, itu artinya jarak tempuh antara keatas dan kebawah gunung merapi
adalah sama. Tetapi,mata air didaerah ini hanya berisikan air ketika hujan dan
setelah hujan saja.
Setelah berjalan normal
sejauh 3jam perjalanan, maka pendaki akan sampai di daerah lapang dan terbuka.
Daerah ini cukup luas dan bisa digunakan untuk mendirikan lima sampai enam
tenda doum ukuran lima orang. Daerah ini dinamakan paninjauan. Paninjauan juga
merupakan daerah yang memisahkan 1750 dan daerah berikutnya yaitu batu parakek.
Yang membedakan antara
daerah 1750 dan batu parakek adalah tanah tempat para pendaki berpijak. Di
paninjauan,para pendaki seolah-olah berjalan menaiki tangga yang tercipta
sendirinya melalui akar-akar pohon yang tumbuh disana. Sedangkan batu
parakek,pendaki mulai berpijak di tanah yang bercampur batu cadas. Batu parakek
juga dikenal dengan nama hutan lumut.
Satu sampai dua jam
kemudian para pendaki akan sampai di daerah yang namanya mata angin. Sebelum
sampai dimata angin,para pendaki harus melewati sebuah jalan sempit yang
menyerupai gang kecil dan ditutupi oleh belukar yang tubuh subur dibagian atas
lorong sempit tersebut. Daerah ini dinamai lubang mancik. Lubang mancik
memiliki panjang hampir dua puluh meter,disini gelap,lembab dan harus merunduk
untuk bisa melewatinya.
Setelah melewati lubang
mancik,maka pendaki akan sampai di kaki puncak. Berada disini,berarti pendaki
sudah berada di ketinggian kurang lebih 2300 kaki dari permungkaan laut. Daerah
paling bawah puncak ini bernama pintu angin.
Di pintu angin para
pendaki dapat berkemah karena tekstur tanahnya yang tidak landai. Disini juga
terdapat ceruk-ceruk yang berisi air hujan,dan dapat digunakan sebagai sumber
air.di titik ini pendaki juga dapat menikmati panorama kota padang
panjang,bukit tinggi,gunung singgalang dan tandikek,bahkan kota pariaman juga
terlihat dari sini.
Apabila perjalan
dilanjutkan,sebaiknya para pendaki meninggalkan sebagian bawaannya diamata
angin,karena jalur selanjutnya sangat berbahaya untuk dilewati. Jalur tersebut
adalah cadas. Cadas memiliki kemiringan lebih dari 45’, dengan tekstur batuan
yang rapuh satu sama lainnya dan berupa batu-batu yang tajam. Mendaki cadas
memerlukan kewaspadaan yang tinggi untuk berpijak, karena bisa saja batu yang
dipijak bisa berjatuhan dan itu membahayakan bagi pendaki yang berada dibawah.
Setelah sampai di puncak
cadas,maka pendaki akan disambut oleh sebuah tugu. Tugu ini dibangun dengan
tujuan mengenang seorang leader yang pernah menyelamatkan timnya dari
kematian,tapi sebagai gantinya nyawa timnya dibayar dengan nyawanya sendiri.
Banyak versi yang bereder seputar tentang cerita dibangunnya tugu itu,yang
pastinya tugu itu dibangun untuk mengenang leader tersebut. Tugu itu bernama
Abel Tasman, sesuai dengan nama sang penyelamat tersebut.
Kira-kira satu kilo arah
timur laut abel tasman,dengan waktu tempuh perjalanan setengah jam,dengan trek
yang dominan datar, pendaki akan sampai di puncak tertinggi gunung merapi.akan
tetapi sebelum sampai di puncak tersebut,pendaki akan melewati sebuah tanah
luas yang sangat mirip dengan sebuah stadion sepak bola terbuka maka tempat
tersebut dinamai lapangan bola.
Setelah melewati
lapangan bola,rute perjalanan harus melewati bibir kawah yang masih aktif.
Karena masih aktif,kawah tersebut selalu mengeluarkan asap dan gas belereng.
Pendaki tidak boleh berlama-lama disini,karena gas yang dikeluarkan tersebut
mengandung racun,walaupun kadarnya sangat rendah. Tetapi bisa mengakibatkan
kepala pusing dan akan merasa ingin muntah.
Selepas bibir
kawah,perjalanan dilanjutkan lagi dengan jalan tanjakan. Sesampainya di puncak
tanjakan tersebut,dengan permungkaan datarnya hanya selus satu meter,Itu
berarti pendaki sudah berada di titik tertinggi dari gunung merapi Sumatera
Barat,dengan ketinggiannya hampir tiga ribu kaki.
Puncak tertinggi gunung
merapi bernama puncak merapi. Disini, pendaki dapat menyaksikan kota solok, laut di padang, danau
singkarak, puncak gunung kerinci Jambi,gunung Talamau Pasaman.Dan yang paling
menarik adalah taman edelweiss.
Semoga berhasil dan kembali dengan selamat...
dan tak lupa juga semoga di pendakian tidak hujan dan terjadi badai.
Mengutip : artikel puputindah.blogspot.
0 comments:
Post a Comment