Thursday 26 February 2015

Persahabatan Alam, Persahabatan Pendaki Merapi 2891 Mdpl

Perjalanan mendaki merapi 2891 Mdpl, Koto Baru sumatra barat ini merupakan pendakian persahabatan alam yang tanpa diatur dan terjadi alamiah dengan keikhlasan para pendaki.
Rabu (18  Februari 2015)
setelah menyelesaikan administrasi perkuliahan mengingat waktu yang telah diberikan koordinator Tugas Akhir kepada saya dan kawan - kawan di jurusan teknik elektro. UIN Suska, sampai menjelangpun masih menunggu di kampus tercinta. Akhirnya pukul 14.00 wib diputuskan untuk pulang ke kos karluci, mahasiswa sistem informasi yang baru di kenal. Terlihat semangat akan pendakian ini terpancar dari wajahnya. setelah berkumpul dengan temannya Arif Binafsihi, teman sekelas karluci. tetapi, bagi saya Arif yang sudah cukup lama kenal. salah satu anggota panitia pelaksana salah satu kegiatan di BEM Faste dulu. Semangat mereka terlihat dengan membeli perlengkapan yang sudah mereka dapatkan referensi dari sahabat Mapala lainnya.
Sebenarnya, pendakian ini masih mengingat dana dan waktu di kampus masih ada tetapi, meningingat semangat mereka untuk mendaki akhirnya diputuskan untuk tetap.Diawal, sudah terlihat persahabatan alam, dengan peralatan yang serba terbatas, dan hanya dibutuhkan komunikasi via bbm menghubungi rekan-rekan untuk meminjam peralatan lain. tak butuh beberapa jam peralatan tersebut bisa untuk dijemput. sesudah peralatan timbul permasalahan baru yaitu akses transportasi untuk menuju ke sumatra barat. maklumlah ini pendakian yang kami pertama dengan menggunakan akses transportasi umum. sebelumnya pendakian di Mt. Talang, Solok, Sumbar saya gunakan dengan berkendaraan motor pribadi rekan Jefriadi.
akhirnya dibantu oleh salah seorang junior kampus yang juga sudah melakukan open trip ke merapi tanggal 2 - 5 Februari 2015 ini meminta kontak bus yang mereka lakukan. setelah dihubungi maka di putuskan untuk berangkat malam pukul 22.00 wib dengan dibantu junior (rahmad hs). setelah packing ulang sebelum keberangkatan tersebut kami persiapkan tanpa ada merasa kekurangan selama perjalanan tersebut. tepat pukul 22.00 sesuai dengan perjanjian dengan pihak bus maka kami pun menunggu di depan kampus UIN suska dan juga beserta beberapa rekan-rekan yang menemani kami menjelang berangkat. sesampainya bus kami pun naik untuk berangkat , dan Alhamdulillah selama perjalanan kami berjalan lancar walaupun diperjalanan salah satu penumpang yang membawa bayi berumur 1 tahun menangis karena pengapnya didalam bus tapi, tidak menjadi penghalang untuk perjalanan mengingat dengan segala cara sang ibu bisa membuat anaknya tertidur.

Kamis (19 Februari 2015)
Setelah melalui perjalanan 6 jam, akhirnya pukul 04.00 wib kami sampai di Pasar koto Baru, Sumbar. Istirahat sembari menikmati dinginnya suasana di koto baru dan menanti azan subuh berkumandang, kami melihat sahabat - sahabat pendaki yang entah dari mana datangnya terlihat di pasar tersebut. tetapi, kami belum berani beranjak karena sudah berada di Mesjid dekat pasar koto baru, setelah melanjutkan fardu kifayah ini kami mulai persiapan untuk sarapan.

Rahmad (Kiri), Arif (tengah),
Persahabatan diawal terlihat dari sahabat (Rahmad) yang mau mengantar kami sampai ke posko satu walaupun dengan tujuan untuk pulang ke kampung tapi, rahmad mau meluangkan waktunya untuk kami.
setelah beristirahat sebentar dengan menggelar tikat dipelataran Masjid kami pun bersiap- siap untuk bergerak. Tepat, pukul 06.00 wib kami pun berjalan ke pasar untuk mencari scarft untuk arif dan juga mencari warung nasi untuk sarapan. kaget dengan menu nasi goreng yang 1 porsi banyak dan murah, rasanya tidak sanggup untuk memakannya tapi, karena lapar akhirnya habis juga di makan.hehe
sambil bercerita seputar cuaca dan keadaan di merapi dengan pemilik warung tak sadar waktu menunjukkan pukul 07.00wib.bergegas untuk melanjutkan perjalanan pendakian kami pun menyelesaikan sarapan tersebut dan bergerak. diperjalanan kami akhirnya berjumpa dengan rombongan di awal pagi yang samar tadi. setelah bercerita dan berkenalan rupanya tim tersebut berasal dari salah satu komunitas mahasiswa Jambi, ada yang berasal dari Unja dan IAIN Jambi, pengalaman pertama bagi mereka dan kami, kecuali rahmad yang akhirnya mengajak bersama-sama untuk menuju posko satu. setelah sampai kami melanjutkan registrasi dan melanjutkan ke posko selanjutnya.
perjalanan para pendaki di sumatra barat dengan panggilan khas "pak" ini tak dilupakan jika berjumpa dengan para pendaki lainnya. sungguh suatu nikmat silaturahmi yang tak bisa digantikan dengan kondisi diluaran, tak ada memandang besar,kecil,tua dan muda tetap panggilan dan senyum diawali ketika berjumpa dan bercerita.  Siperjalanan menuju kami terpisah dengan kelompok pendaki asal jambi tadi,mengingat salah satu pendaki kami juga terlihat kecapekan, setelah 1 jam perjalanan menuju posko dua (BKSD) kami berisitrihat, terlihat beberapa pendaki juga sudah berada disana dan ada juga beberapa pendaki yang ngecamp. Sebelum sampai saja sudah disambut oleh pendaki lain "naik pak" sahut mereka. Lantas dengan senyum berbalas "iya pak, pemula ni". Bercerita dengan berbagai asal kami pun menikmatinya sambil rokok lintingan dan snack yang dibawa. mengingat tak berlama waktu kami pun melanjutkan sementara sudah ada beberapa pendaki yang sudah naik dan turun.
Karluci, salah satu tim pendaki yang eksis di posko dua

Tak sadar, satu jam di perjalanan dan satu jam berada di posko dua, terlihat waktu sudah pukul 10.00 wib kami pun melanjutkan perjalanan, kerinduan keakraban pendakian ini masih terngingang rasanya dikehidupan sehari - hari, di perjalan berbagai kelompok dan asal dijumpai.
Teringat kisah lucu yang dijumpai ketika berjumpa dengan salah satu Turis asal Prancis yang juga melakukan pendakian tetapi, hanya satu hari dengan tujuan sampai di Cadas (Pintu Angin). saat bercerita lantas Turis bertanya kepada saya "Berapa umur kamu"..? kemudian dijawab "25 sir.." . lantas turis berbalik menyanggah "kok seperti 30 tahun".. sambil tertawa, dengan sedikit tertawa mendongkol saya menanggapinya dengan santai.
Asiknya pendakian alam ini membuat persahabatan alam yang tak bisa dilupakan, Hablum minannas seperti inilah yang semestinya berada di kehidupan nyata.
Menapaki tracknya Mt. Merapi cukup menyulitkan untuk bisa sampai cepat ke cadas, sampai pukul 01.00 wib pun kami masih separuh perjalanan. Akhirnya diputuskan untuk menyantap makan siang di tengah-tengah jalan. beristirahat sebentar kami pun melanjutkan perjalanan ke cadas. Rasanya perjalanan yang indah dengan semangat dan ambisi di tengah keputusasaan salah satu pendaki, tetapi terus virus - virus untuk sampai bisa melihat samudra di awan ini menjadi tujuan kedua. dari banyak para pendaki kami akhirnya berjumpa dengan dua orang pemuda (abang) yang rupanya sudah bekerja di salah satu dealer mobil yang ada di sumatra barat, mereka hanya mendaki untuk makan siang dan di mata air pintu angin. terlihat persahabatan alam yang mereka tunjukkan kepada kami, dengan memberikan semangat dan rela menunggu kami yang masih ketinggalan di belakang sambil bercerita. sungguh tak menyangka persahabatan yang hanya beberapa menit ini bisa menjadi seperti perjalanan yang sudah lama dijalin. setelah melewati beberapa jam akhirnya perjalanan panjang tersebut sampai di pintu angin, pukul 05.00 wib. Setelah sampai, saudara baru tersebut mengajak kami untuk berfoto -foto dengan percakapan "kita foto, kenangan untuk kita ini" pernyataan yang rasanya sesuatu didapatkan.
saudara baru yang kami jumpai di perjalan menjelang sampai ke pintu angin
   sebenarnya, banyak pendaki yang dijumpai tetapi, lupa untuk didokumentasi.. hehehe (maklum dengan pikiran terbatasnya camdig yang digunakan)
Setelah bercerita, berfoto-foto dan mengambil persediaan di mata air kami pun masih melanjutkan perjalanan untuk sampai ke cadas, sementara abang yang kami jumpai sebelumnya pun untuk pamitan turun. hanya membutuhkan waktu 40 menit kami sampai ke cadas, kemudian dilanjutkan untuk mendirikan tenda.
Posisi Tenda di pinggiran cadas
Setelah mendirikan tenda, kemudian dilanjutkan untuk membuat kopi panas, mengingat waktu sudah malam pukul 18.30 wib. Beristirahat dan kemudian berjalan ke tenda pendakian lainnya untuk berkenalan, mengingat track untuk sampai ke puncak juga belum tahu, setelah bercerita sekian lama dengan para pendaki rasa lelah, letih serta mengantukpun menyerang dengan kuat, di tambah dinginnya di gunung juga menusuk sampai ke tubuh walaupun sudah dilapisi dengan beberapa jaket tebal tapi, masih bisa dikalahkan, sampai pukul 20.00 wib akhirnya diputuskan untuk tidur padahal pemandangan indah kota bukittinggi dan lainnya tetapi bisa dikalahkan kondisi capek.
Malam berlalu dengan indahnya tanpa rasa laparpun tak terasa. Mimpi rasanya sudah sampai dipuncak, terbangun oleh suara para pendaki yang menaiki puncak, ini baru nyata. pikir saya. melihat waktu melalui handphone menunjukkan pukul 05.00 wib tapi, dengan dingin dan sedikit badai yang kuat rasanya tidak sanggup untuk keluar. akhirnya setelah menghangatkan dan sarapan didalam tenda, pukul 06.30 wib kami memutuskan untuk berangkat menuju puncak.
Berjalan dan bercerita dengan para pendaki yang menuju puncak, kami pun bersemangat puncak sambil melihat cuaca yang baik ditandai dengan matahari (sunrise) yang menyinsing. akhirnya sampai juga di tugu abel tasman, sudah terlihat samudra diatas awan, laut dikota padang, puncak gunung talamou, dan puncak gunung kerinci yang ada.
Suasana di Cadas menuju Tugu Abel Tasman

puncak merapi, di depan kawah
Subhanallah,pemandangan yang luar biasa. tujuan untuk sampai ke puncak merpati pun dilakukan, setelah sampai terlihat akrabnya para pendaki, walaupun sudah ada yang berada diatas tanpa di beri aba - aba pun pendaki lainnya menunggu di bawah sambil menikmati. kami pun juga begitu bahasa tubuh yang tak langsung ini. hanya berselang beberapa menit sambil berfoto-foto kami melanjutkan untuk kepuncak merpati dan taman edelwis. di puncak, saya berjumpa dengan sahabat dari pekanbaru dan bercerita di atas. tak sadar pukul 11.00 wib pun menjelang di atas puncak. Akhirnya istirahat terakhir di tugu abel tasman sebelumnya dilanjutkan untuk turun kami berjumpa dengan 8 orang pendaki lainnya, 4 cowok dan 3 cewek. kami juga bersama seorang pendaki asal pekanbaru yang sendirian karena timnya sudah turun karena sesuatu hal. persahabatan alam pun terasa dengan tanpa basa-basi pun berkenalan,bercerita, berbagi makanan dan foto bersama. sahabat baru berasal dari STKIP Padang, sampai juga tukaran medsos.
STKIP Padang
 Akhirnya, pendakian ini pun berakhir dan turun dari puncak. setelah membereskan peralatan camp kami pun turun, diperjalanan kami pun juga bertemu beberapa pendaki yang akan naik ke merapi. ada kejadian luar biasa kami bertemu dengan beberapa pendaki yang mampu membawa peralatan dengan seberat-beratnya, ketika saya mencoba mengangkat rasanya untuk mendirikan saja susah apalagi untuk membawanya. hanya dibutuhkan waktu dua jam kami sampai pukul 18.00 wib di posko dua dan beristitaraht shalat magrib. setelah itu pukul 19.00wib kami turun ke posko untuk melapor dan membawa oleh -oleh (sampah) kata penjaga pos, yang kami pungut selama perjalanan.
Perjalanan pulang pun berpihak kepada kami, setelah menyantap nasi goreng di warung awal mulai pendakian kami memutuskan untuk modal nekat menunggu travel/bus untuk bisa pulang, meningat bus sebelumnya sudah sampai di payakumbuh. hanya berjalan beberapa langkah pun travel menghampiri, setelah berdiskusi harga akhirnya kami naik untuk pulang ke pekanbaru.

Banyak cerita, canda,tawa dan bahagia yang berhasil dirangkai dengan sebuah kenangan di pendakian kali ini..
Terima kasih yaa Allah, atas karunia dan rahmat yang telah engkau berikan, sungguh tiada yang bisa menandingi atas ciptaanMU..
Ada Salam keindahan dari Puncak Merapi 2891 Mdpl untuk para pembaca..

1 comment: